YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Bulan Agustus selalu identik dengan perayaan. Perayaan kali ini bukan seperti yang kita bayangkan. Perayaan ini terkait erat dengan hari lahirnya majalah Islam tertua di Indonesia-Suara Muhammadiyah.
Di tengah riuhnya arus informasi yang sering kali simpang siur, Suara Muhammadiyah hadir sebagai nafas kejernihan. Sejak awal kelahirannya, media ini setia menyajikan informasi yang mencerahkan, menyejukkan, dan meneguhkan nilai-nilai keislaman.
Direktur Utama Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari MA. Dt. Marajo mengatakan bahwa Agustus adalah bulan istimewa. Ada Hari Pramuka, Hari Kemerdekaan, dan tentu saja—Milad Suara Muhammadiyah.
“Tanggal 13 Agustus bukan hanya penanda usia media tertua milik umat Islam di Indonesia ini, tetapi juga momentum Hari Pers Muhammadiya,” tegas Deni.
Kini, Suara Muhammadiyah tengah menunggu SK pengesahan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah: menetapkan 13 Agustus sebagai Hari Pers Muhammadiyah.
Deni menambahkan, Sebelum Indonesia merdeka, Suara Muhammadiyah sudah lebih dulu hadir. Ia bukan sekadar media, tapi pelopor dakwah dalam bahasa Indonesia, yang terus bertahan, bertransformasi, dan menjadi warisan penuh makna bagi bangsa dan umat Islam Indonesia.
“Dari KH Ahmad Dahlan sebagai pelopor, KH Fachrudin yang meletakkan fondasinya, hingga Prof Haedar Nashir yang meneguhkan langkahnya hari ini,” tegasnya.
“Suara Muhammadiyah adalah media multidimensi. Ia menyimpan legasi, menyuarakan nilai, dan terus menginspirasi gerak zaman,” tambahnya dalam Rapat Bulanan PT SCM/Suara Muhammadiyah (1/8).
Dalam kesempatan tersebut Deni juga meluncurkan buku terbarunya berjudul "Gerakan Ekonomi Berbasis Jamaah, Jalan Kenabian Menuju Ekonomi Berkeadilan" yang diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah.
Buku Gerakan Ekonomi Berbasis Jamaah menguraikan menjadi karya terbaru Deni yang menguraikan tentang perjuangan membangun ekonomi ummat. Deni dikenal sebagai Muazin Ekonomi Jamaah Muhammadiyah dimana Suara Muhammadiyah yang dipimpinnya telah melahirkan berbagai unit bisnis sekaligus memperkuat ekonomi persyarikatan dan ummat secara luas. (diko)