PAYAKUMBUH, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Payakumbuh, Ustadz Dr. Irwandi Nashir, menyampaikan ceramah subuh di Masjid Ansarullah Muhammadiyah dengan tema sentral “Memelihara yang Telah Dibangun”. Dalam kajiannya, beliau mengutip Surah Al-Baqarah ayat 266 sebagai landasan utama, menggambarkan perumpamaan kebun subur yang hancur karena tidak dirawat.
Irwandi Nashir menjelaskan, ayat tersebut mengajarkan bahwa membangun sesuatu memerlukan perjuangan, tetapi memeliharanya lebih berat. “Seperti gedung yang dibangun 5 tahun bisa runtuh dalam 5 menit, begitu pula perjuangan organisasi dan keimanan jika tidak dijaga,” ujarnya. Beliau menekankan pentingnya regenerasi dalam Muhammadiyah, yang akan genap berusia 100 tahun di Ranah Minang pada 2025. “Tanpa kader yang kuat, aset dan perjuangan Muhammadiyah bisa hilang seperti kebun dalam ayat itu,” tegasnya.
Dalam ceramahnya, Buya Irwandi memaparkan tiga tingkat pemeliharaan (riayah):
1. Ri'ayatul A'maal: Memelihara amal dengan ilmu dan keikhlasan.
2. Ri'ayatul Ahwaal: Memelihara suasana dengan menciptakan ketenangan melalui kejujuran, merujuk Surah At-Taubah ayat 119.
3. Ri'ayatul Auqoot: Memelihara waktu sebaik mungkin dengan amal-amal sholeh.
Beliau menyoroti kondisi lokal, seperti perlunya revitalisasi sekolah dan masjid Muhammadiyah yang mulai usang. “Masjid Ansarullah dan Panti Asuhan Putra dipastikan harus terus dipelihara dengan terencana dan terukur," tegas Irwandi Nashir yang juga Dosen tetap diUIN Bukittinggi itu.
Selain itu, beliau mengingatkan ancaman aliran sesat yang menyusup ke daerah terpencil, menekankan pentingnya membentengi masyarakat dengan pemahaman agama yang benar.
Ustadz Irwandi Nashir mendorong warga Muhammadiyah untuk aktif dalam pengkaderan, termasuk mempersiapkan imam, khatib, dan pengurus masjid. “Target Mei ini, setiap ranting harus memiliki minimal 7 pengurus baru,” ajaknya. Beliau juga mengingatkan agar keluarga Muhammadiyah mendidik anak-anak dengan ilmu dan iman agar tidak menjadi zurriyatun du’afa (keturunan lemah) yang merusak warisan orang tua.
Ceramah ditutup dengan ajakan agar masyarakat tetap konsisten dalam memelihara amal, kejujuran, dan waktu.
“Memelihara lebih sulit daripada membangun, tetapi inilah ujian kesungguhan kita,” pungkas Ustadz Irwandi. Kegiatan ini dihadiri jemaah subuh yang antusias, termasuk penggerak aktif Muhammadiyah setempat.
Ceramah ini menegaskan komitmen Muhammadiyah Payakumbuh dalam menjaga eksistensi organisasi melalui penguatan kader dan pemeliharaan aset, sekaligus menjadi refleksi atas tantangan keumatan di era modern.