LAMPUNG, Suara Muhammadiyah - Salman Amar Raif selaku Ketua Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) sekaligus Ketua Pelaksana Launching Piloc Project Sekolah Ramah Literasi (Serasi) Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Provinsi Lampung yang berlangsung pada Kamis, 21 November 2024 bertajuk “The Wonder Of Science.”
Ia menyatakan bahwa rendahnya minat literasi di Indonesia menjadi salah satu tantangan yang perlu segera ditangani. Ia menyoroti rendahnya minat baca masyarakat yang dipengaruhi oleh kurangnya budaya literasi, minimnya fasilitas pendukung seperti buku dan tempat literasi, serta penggunaan teknologi yang lebih banyak untuk hiburan dibandingkan pembelajaran. Menurutnya, hal ini seharusnya menjadi perhatian penting bagi pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat untuk membangun kebiasaan literasi sejak dini.
“Kurangnya minat literasi di indonesia dapat kita rasakan secara langsung perbedaannya, hal itu disebabkan karena rendahnya minat baca mayarakatnya yang dipengaruhi oleh rendahnya budaya literasi, fasilitas yang kurang mendukung seperti pengadaan buku dan tempat tempat literasi serta ditambah penggunaan teknologi yang hanya digunakan untuk keperluan hiburan saja. Semestinya masalah ini harus menjadi perhatian penting bagi pemerintah, institusi pendidikan dan seluruh masyarakat untuk membantu mendukung kebiasaan literasi sejak dini,” ujar Salman.
Ia juga menjelaskan bahwa literasi merupakan kemampuan membaca, memahami, dan menganalisis informasi, yang pada akhirnya membentuk seseorang menjadi pribadi dengan empati dan kemampuan memilih hal yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan. Di era digital 4.0, literasi dianggap sebagai senjata ampuh untuk melindungi diri dari arus informasi yang cepat.
“Literasi adalah sifat kepekaan seseorang dalam membaca, memahami, dan menganalisa segala bentuk informasi yang ada di sekitarnya, sehingga seseorang yang memiliki kemampuan literasi bagus akan memiliki sifat empati yang baik, sehingga hal tersebut yang membedakan sesorang dalam bagaimana cara memilih hal yang dapat bermanfaat untuk dirinya ataupun lingkunganya, pada era sekarang yaitu 4.0 Literasi adalah senjata yang ampuh untuk melindungi diri dari informasi informasi yang beredar samgat cepat,” ungkap Salman.
Lebih lanjut, Salman menyoroti potensi besar MA Muhammadiyah Purbolinggo sebagai sekolah percontohan literasi. Dengan catatan sepuluh buku yang telah diterbitkan oleh siswa-siswinya, sekolah ini menunjukkan komitmen kuat dalam melestarikan budaya literasi. Salah satu karya terbaru berjudul Putih Abu-Abumenjadi bukti semangat tersebut. Ia menambahkan bahwa dedikasi para guru di sekolah ini turut menjadi kekuatan utama dalam mengembangkan budaya literasi di lingkungan sekolah.
“Dari track record yang di miliki oleh MA Muhammadiyah Purbolinggo dengan koleksi 10 bukunya yang dihasilkan oleh pada siswa siswinya menjadikan MA Muhammdiyah Purbolinggo masuk dalam daftar sekolah yang memiliki potensi dan keinginan untuk melestarikan literasi, salah satu buku terbarunya yang barusaja di launching dengan judul “Putih abu-abu” hasil karya beberapa siswa siswinya, tidak hanya semangat dari siswa siswinya namun semangat dari jajaran tenaga pendidik yang dimiliki MA Muhammdiyah Purbolinggo juga salah satu kekuatan yang dimiliki untuk menjadikan MA Muhammdiyah Purbolinggo sebagai sekolah percontohan literasi yang mendukung segala bentuk aktifitas literasi di lingkungan sekolah,” lanjut Salman.
Menurutnya, semangat literasi yang ditunjukkan oleh siswa-siswi dan dewan guru di MA Muhammadiyah Purbolinggo juga menjadi inspirasi bagi IPM Lampung, Lazismu, dan para fasilitator lainnya untuk bersama-sama mendukung terciptanya lingkungan literasi yang baik. Salah satu langkah yang diambil adalah program wajib menerbitkan satu buku setiap tahun dan pemanfaatan perpustakaan secara optimal. Ia menyatakan bahwa inisiatif ini adalah awal yang baik untuk terus dikembangkan.
“Kenginan yang kuat di tunjukan oleh paara dewan guru, siswa siswi itu juga sebagai sumber kekuatan IPM Lampung, Lazismu dan fasilitator dalam semangat mewujutkan niat baik kita semua, semangat itu ditunjukan langsung dengan kegiatan wajib menerbitkan 1 buku setiap tahunnya dan menggunakan perpusatakaan dengan semestinya, itu adalah cikal bakal yang sangat bagus apabila diteruskan dan diberdayakan, allahumma aamiin,” ujar Salman.
Terakhir, Salman menyampaikan terima kasih kepada seluruh perangkat MA Muhammadiyah Purbolinggo atas sambutan hangat mereka dalam mempersiapkan pelaksanaan program ini. Ia berharap kebersamaan yang terjalin akan menciptakan rasa kekeluargaan yang kuat dan melahirkan hasil terbaik dari upaya bersama ini.
“Terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh perangkat MA Muhammadiyah Purbolinggo atas sambutan yang hangat atas kehadiran kami dalam mempersiapkan pelaksanaan kegiatan ini, hal ini adalah awal yang baik bukan tidak mungkin rasa kekeluargaan akan tercipta yang membuat kami saling terhubung sehingga sesuatu hal yang dilakukan dengan cinta akan berbuah manis untuk kita yang melakukannnya dengan sepenuh hati dan rasa cinta,” tutup Salman.
Turut hadir dalam acara ini, Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal PWM Lampung, Lazismu Lampung, Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal PDM Lampung Timur, Lazismu Lampung Timur, PD IPM Lampung Timur, Pimpinan Cabang Muhammadiyah-‘Aisyiyah Purbolinggo, PC IPM Purbolinggo, serta PR IPM MA Muhammadiyah Purbolinggo.