CIREBON, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Cirebon menyelenggarakan kegiatan Darul Arqam Madya Nasional pada Rabu hingga Ahad (18 – 22/10).
Kegiatan DAMNas ini dilakukan dalam rangka perkaderan tingkat madya oleh IMM Kabupaten Cirebon serta penguatan inklusifisme kader muda Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan era society 5.0.
Pembukaan DAMNas ini dihadiri oleh Bupati Cirebon, FORKOPIMDA Kabupaten Cirebon, Ketua PDM Kabupaten Cirebon, Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon, Ketua Umum DPP IMM, Ketua Umum DPD IMM Jawa Barat, serta para peserta yang berasal dari tujuh provinsi se-Indonesia.
Novan Hardiyanto selaku ketua PDM menyampaikan, “bahwa jati diri Muhamamdiyah dibangun atas tiga hal, yakni Muhamamdiyah sebagai gerakan Islam, kemudian Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid atau pembaharuan,” ujar Novan, “tak hanya sebagai seorang kader IMM, aspek inklusifisme dalam gerakan tajdid harus mengakar dalam diri setiap kader,” lanjutnya.
Kemudian dari Ketua DPP IMM Abdul Musawir Yahya dalam sambutannya mengatakan, “IMM harus senantiasa menghiasi diri dengan narasi-narasi positif dan harus kontra akan narasi yang mengundang perpecahan, dan tak hanya itu IMM yang notabene terfokus pada mahasiswa, harus senantiasa mengedepankan aspek intelektualnya namun tetap aplikatif dalam pegerakan,” ucap Abdul.
Nur Eki Febriansyah sebagai Ketua PC IMM Kabupaten Cirebon dan selaku tuan rumah DAMNas kali berkata bahwa adanya kegiatan ini sebagai upaya IMM Cirebon untuk melahirkan kader militan sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna persyarikatan dan dhiarapkan setelah selesai kegiatan ini, para kader yang mengikuti terus bergerak melakukan pembaharuan dan adaptif terhadap perkembangan zaman. (Diki Ramadhan)