SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Syawalan dan Pamit Haji Keluarga Besar Muahammadiyah Berbah, Sleman, Ahad (6/4) berlangsung di Gedung Serbaguna Kalurahan Sendangtirto, Berbah. Acara ini menghadirkan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY Muhammad Ikhwan Ahada.
Ikhwan menyampaikan bahwa momen pasca-Idulfitri merupakan saat yang tepat untuk menegaskan pentingnya menjaga tali persaudaraan (ukhuwah). Sebab, menjaga ukhuwah merupakan ajaran yang sangat ditekankan dalam Islam.
"Allah tidak hanya memerintahkan kita untuk mendekat kepada-Nya, tetapi juga untuk saling mendekat satu sama lain dalam bingkai ukhuwah,” ucapnya.
Ukhuwah menjadi Ukhuwah menjadi medium untuk mempererat hubungan antarsesama dan memperkuat solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat. Dibentangkan Ikhwan, ukhuwah ada banyak ragamanya, salah satunya Ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan sesama anak bangsa).
“Ukhuwah jenis ini penting untuk terus dipelihara demi menjaga keutuhan dan harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
Terlebih, tidak dapat dipungkiri bahwa di antara sesama warga bangsa terdapat berbagai perbedaan. Tak jarang, perbedaan tersebut memicu perselisihan. Namun, menurut Ikhwan, di sinilah pentingnya sikap arif dan bijaksana untuk ditegakkan.
“Ketika berbuat kesalahan hakikatnya secara universal, mereka akan minta maaf dan kita memaafkan,” jelasnya.
Selain Ukhuwah Wathaniyah, Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, mengetengahkan pula hal ihwal Ukhuwah Basyariyah. Yaitu persaudaraan dalam kemanusiaan yang dikonstruksi tidak atas dasar agama, bahasa, etnis, suku dan golongan, akan tetapi berbasis pada kemanusiaan itu sendiri.
“Maknanya kita semua tetap menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan, maka dalam Islam itu tidak diperbolehkan merusak alam ini dengan semena-mena,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa menjaga ukhuwah menjadi salah satu dari empat indikator keberhasilan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa. Keempat indikator tersebut meliputi semangat yang tinggi dalam ibadah (himmatun ‘āliya(tun) bil ‘ibādah), penyucian jiwa (bi tazkiyatin nufūs), amal perbuatan (bil ‘amal), dan kebersamaan (bil jamā‘ah). (Nad/Cris)