Idul Fitri dan Keadilan Sosial

Publish

10 April 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
375
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Idul Fitri dan Keadilan Sosial

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Idul Fitri, perayaan yang penuh sukacita yang menandai berakhirnya Ramadan, adalah waktu bagi umat Muslim di seluruh dunia untuk bersatu dalam doa, perayaan kuliner (makan-minum) dan pembaharuan diri. Namun, semangat Idul Fitri jauh melampaui hidangan perayaan dan pakaian baru. Ia adalah waktu untuk merenungkan nilai-nilai inti Islam tentang belas kasihan, amal, dan keadilan sosial.

Al-Qur`an dan ajaran Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya keadilan sosial. Konsep seperti zakat (yang bersifat wajib) dan sadaqah (bersifat sukarela) adalah landasan iman Islam, mendorong umat Muslim untuk membantu mereka yang kurang beruntung. Al-Qur`an menyatakan, “Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul (Nabi Muhammad) agar kamu dirahmati.” (QS 24: 56). Ayat ini menekankan keterkaitan antara praktik keagamaan, tanggung jawab sosial, dan kepemimpinan.

Idul Fitri berfungsi sebagai pengingat yang kuat tentang nilai-nilai inti ini. Berikut adalah beberapa cara semangat Idul Fitri dapat diterjemahkan ke dalam tindakan untuk keadilan sosial. 

Pertama, zakat dan keadilan Sosial. Zakat, yang didistribusikan selama Ramadan dan di awal Idul Fitri, dimaksudkan untuk mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan dalam komunitas Muslim. Ini dapat diperkuat dengan memastikan zakat mencapai mereka yang paling membutuhkannya, mendukung inisiatif yang menciptakan mata pencaharian yang berkelanjutan, dan mempromosikan literasi keuangan di kalangan penerima.

Kedua, memupuk empati dan masyarakat. Pertemuan dalam momen Idul Fitri adalah kesempatan yang sempurna untuk memperkuat ikatan sosial dalam komunitas. Seorang Muslim dapat menggunakan pertemuan ini untuk mendiskusikan masalah keadilan sosial, mengorganisir penggalangan dana amal untuk tujuan lokal, dan menyumbangkan waktu mereka untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Ketiga, advokasi bagi yang terzalimi: Semangat sukacita Idul Fitri tidak boleh menutupi penderitaan orang lain. Muslim dapat membela hak-hak komunitas yang terzalimi di seluruh dunia, berbicara menentang ketidakadilan, dan mendukung upaya kemanusiaan. Keempat, memajukan keadilan lingkungan. Idul Fitri sering melibatkan konsumsi yang meningkat dan pembuangan sampah di mana-mana. Kaum Muslimin dapat merangkul pendekatan yang lebih berkelanjutan dengan meminimalkan pemborosan, membeli produk ramah lingkungan, dan mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan.

Kelima, memerangi Islamofobia. Islamofobia dan diskriminasi terhadap Muslim adalah masalah yang terus berlangsung. Selama Idul Fitri, Muslim dapat mempromosikan dialog antaragama dan kolaborasi, memajukan pemahaman, dan membangun jembatan dengan komunitas lain. 

Banyak organisasi dan individu Muslim sudah menggunakan Idul Fitri sebagai platform untuk kerja keadilan sosial. Sebagai contoh, Islamic Relief Worldwide memanfaatkan sumbangan Idul Fitri untuk menyediakan makanan dan perlengkapan penting bagi mereka yang membutuhkan. Selain itu, banyak masjid mengorganisir penggalangan pakaian dan bank makanan selama Idul Fitri untuk mendukung warga tempatan.

Meskipun potensi Idul Fitri untuk mempromosikan keadilan sosial sangat besar, ada tantangan. Konsumerisme dapat mengaburkan nilai-nilai inti dari liburan ini. Selain itu, memastikan sumber daya didistribusikan dengan efisien dan menangani masalah sosial yang kompleks memerlukan upaya yang berkelanjutan di luar musim perayaan.

⁠Hindari konsumsi berlebihan di hari Lebaran, terlebih mengkonsumsi produk dengan afiliasi Zionis. Ingatlah derita saudara kita di Gaza. Kalo opor dan ketupatnya? Boleh asal tidak berlebihan. Sebab kata KH. Fachrudin Faiz kurang lebih begini, bila kita tidak bisa mengontrol pola makan kita, kelak Tuhan yang mengontrolnya, melalui diabetes, asam urat dan sejenisnya.

Jangan runtuhkan amal shalih selama sebulan di Ramadan, dengan lisan yang tidak terjaga saat momen silaturahmi bersama keluarga hingga tetangga. Jangan biarkan diri kita 'flexing' pencapaian, harta, jabatan dan segala riak ujub diri lainnya. Jangan kepo dengan urusan orang, tak perlu tanya “kok masih sendiri, kapan nikahnya?” dan sederet pertanyaan tak berfaedah lainnya, yang bisa jadi menyakiti hati yang ditanya. Itu urusan mereka, bisa jadi kita tak akan dihisab oleh urusan mereka itu. Maka hisablah diri sendiri sebelum kelak kita dihisab oleh-Nya.

Idul Fitri berfungsi sebagai pegas untuk upaya terus-menerus menuju keadilan sosial. Muslim dapat memanfaatkan semangat belas kasihan dan kemurahan hati liburan ini sepanjang tahun. 

Teruslah mendonasikan kepada tujuan yang sejalan dengan nilai-nilai Anda sepanjang tahun. Gunakan suara Anda untuk menentang ketidakadilan dan mendukung kebijakan yang mempromosikan kesetaraan sosial. Wujudkan prinsip-prinsip keadilan sosial melalui tindakan sehari-hari Anda, memperlakukan semua orang dengan hormat dan memperhatikan dampak Anda terhadap dunia.

Dengan merangkul semangat sejati Idul Fitri dan menerjemahkannya ke dalam tindakan, Muslim dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk membangun dunia yang lebih adil dan berkeadilan. Penekanan liburan ini pada belas kasihan, pemberian, dan komunitas menjadi kekuatan yang kuat untuk perubahan positif, melampaui perayaan yang penuh sukacita.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Suko Wahyudi Islam adalah agama dan shalat adalah tiangnya. Agama adalah ajaran, sistem yang ....

Suara Muhammadiyah

28 May 2024

Wawasan

Trilogi Bagian Kedua: Suami istri Saling Menutupi Ketidaksempurnaan Pasangannya Oleh: M. Rifqi Ros....

Suara Muhammadiyah

24 November 2023

Wawasan

Menjadi Pemenang: Sudah Waktunya Muhammadiyah Menjadi Pemenang Bukan Follower Oleh: Saidun Der....

Suara Muhammadiyah

21 November 2023

Wawasan

Oleh: Mohammad Fakhrudin (warga Muhammadiyah) dan Iyus Herdiana Saputra (Dosen al-Islam dan Kemuhamm....

Suara Muhammadiyah

25 January 2024

Wawasan

Salafisme Versus Muhammadiyah, Puritanisme Historis Versus Moderat Berkemajuan Oleh: Fokky Fua....

Suara Muhammadiyah

18 May 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah