Haedar Nashir Tekankan Pemilu 2024 Harus Bersih dan Bermartabat

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
548
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pemilu 2024 di depan mata. Pada Rabu (14/2) mendatang, seluruh warga bangsa akan berbondong-bondong datang menuju ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memilih calon pemimpin bangsa. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi berharap agar pelaksanaan Pemilu 2024 dapat berjalan lancar, sukses, dan bermartabat.

“Pemilu 2024 harus menjadi komitmen seluruh pihak agar berjalan luberjudil, bermartabat, aman, damai, dan terjaga persatuan nasional. Pemilu benar-benar diselenggarakan tegak lurus di atas konstitusi, peraturan yang berlaku, serta tidak ada penyimpangan dalam apa pun,” ujarnya dalam “Refleksi Pemilu 2024”, Ahad (11/2).

Haedar juga mengingatkan agar para konstestan bersama tim dan seluruh pendukungnya harus bisa berkontestasi secara demokratis. Hal itu perlu ditopang dengan nilai-nilai kejujuran, keterpercayaan, lapang hati, beretika luhur, serta siap menang dan siap kalah. Ini penting diperhatikan secara saksama agar Pemilu 2024 dapat bersih serta terbebas dari segala bentuk penyimpangan dan kecurangan.

“Pemilu yang bersih, beretika, dan nirkecurangan mesti menjadi komitmen seluruh pihak yang berkontestasi. Siapa pun yang menang dan memperoleh mandat rakyat, benar-benar hasilnya autentik, tidak takabur diri, serta bebas dari hisab dan hujatan publik,” tegasnya.

Haedar tak ketinggalan mengingatkan kepada para pejabat publik, khususnya yang berada di lingkungan TNI, Polri, dan seluruh pihak penyelenggara Pemerintahan dari pusat sampai daerah agar bisa memiliki jiwa patriotisme. Selain itu, juga harus dapat berjiwa profesionalitas, moralitas, dan tanggung jawab konstitusionalnya dalam melaksanakan dan mengawal Pemilu yang bersih.

Lebih lanjut, penyelenggara Pemilu, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), serta berbagai lembaga terkait seyogianya dapat berintegritas tinggi. Mereka tampil jadi wasit yang adil, professional, obyektif, berintegritas, dan bertanggung jawab tinggi sebagaimana perintah konstitusi.

“Pemilu bersih tanpa penyimpangan menjadi dan mesti menjadi komitmen dan budaya politik seluruh elite dan warga serta penyelenggara negara dan komponen bangsa. Pemilu tahun ini niscaya lebih baik, lebih bersih, dan lebih bermartabat sejalan peraturan dan ketentuan yang berlaku diserta etika luhur bernegara. Seluruh pihak akan lapang hati jika kontestasi Pemilu berjalan sebagaimana mestinya, tanpa insiden dan preseden buruk,” ucapnya.

Guru Besar Sosiologi UMY itu menyebut bilamana dalam proses penyelenggaraan Pemilu nanti terdapat masalah, penyimpangan, dan kecurangan yang sejatinya tidak perlu terjadi, maka penyelesaiannya melalui jalur hukum dan ketentuan yang berlaku. Semua ini, kata Haedar, mesti ditegakkan lurus disertai kejujuran, akuntabilitas, keterbukaan, dan etika luhur pihak penyelenggara Pemilu dan institusi negara yang terkait.

“Berilah rakyat kehormatan tertinggi dengan menjaga konstitusi dan martabat Pemilu yang bersih. Karena Pemilu dengan seluruh proses demokrasinya adalah milik rakyat Indonesia. Masyarakat dan seluruh komponen bangsa juga diharapkan keteladanannya dengan taat konstitusi dan mau menyelesaikan sengketa Pemilu secara elegan, melalui jalur hukum yang berlaku disertai jiwa kenegarawanan yang utama,” pesannya.

Haedar meminta agar semua pihak menjauhi segala bentuk provokasi dan anarki yang dapat mencederai demokrasi dan merusak masa depan negeri. Pada saat bersamaan, Haedar mengajak seluruh masyarakat untuk tidak menjadi golongan putuh (Golput) dalam Pemilu 2024. Sebab, semua ini menjadi bentuk tanggung jawab kebangsaan yang harus dipatuhi bersama.

“Kepada seluruh warga bangsa sesuai ketentuan, hendaknya menggunakan hak pilihnay secara bertanggung jawab serta tidak menjadi golongan putih (Golput) sebagai wujud dari tanggung jawab kebangsaan. Ikutilah Pemilu dengan tertib, aman, damai, taat asas, cerdas, kritis, dewasa, bertetika, bertoleransi, dan sikap saling bersaudara. Pemilu harus menjadi arena merekat persaudaraan politik yang lahir dari kejernihan akal budi, kebaikan dan keutamaan hidup milik bersama,” ajaknya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terima kunjungan Universitas Anda....

Suara Muhammadiyah

26 October 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – PT Syarikat Cahaya Media (PT SCM) gandeng kerjasama dengan Un....

Suara Muhammadiyah

14 September 2023

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Intan Eriyantini, alumni Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) me....

Suara Muhammadiyah

31 October 2023

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendapat Juara 3 da....

Suara Muhammadiyah

17 September 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Bulan Ramadhan 1445 H telah berlalu. Ada momen refleksi yang ....

Suara Muhammadiyah

10 April 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah