YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Di tengah gurun pasir yang gersang, masyarakat Arab menamai bulan-bulan mereka dengan kondisi alam dan sosial mereka. Ramadhan, yang berarti "panas membakar", bukan sekadar menggambarkan terik matahari di padang pasir, tapi juga ujian kesabaran. Bayangkan, selama sebulan bertahan dari hawa panas, dahaga, dan godaan.
Lalu, ketika Ramadhan pergi, datanglah Syawal—bulan yang membawa angin segar. Namanya tak hanya berarti "berburu", tapi juga "meningkat". Seperti petualang yang keluar dari persembunyian setelah musim panas, umat Islam diajak bangkit lebih kuat setelah sebulan berpuasa.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, mengingatkan bahwa setelah 30 hari berpuasa seharusnya dapat mengubah diri ke arah lebih baik pada bulan Syawal. Bukan soal menahan lapar, tapi bagaimana melatih diri untuk terus naik level.
Menurutnya, Syawal menjadi momentum yang tepat untuk membuktikan transformasi itu pasca Ramadhan. Di minggu-minggu terakhir bulan Syawal ketika THR mulai menipis, perubahan diri seharusnya sudah mulai terlihat—menjadi pribadi yang tulus, memiliki emosi yang lebih stabil, dan memiliki hati yang lebih lapang.
Menyoal tentang tranformasi dalam mengembangkan dan memajukan Suara Muhammadiyah sebagai badan usaha unggulan milik Persyarikatan. Niat dan semangat menjadi bahan bakar utama yang teramat penting. Tanpa itu, kerja hanya menjadi rutinitas.
Begitu pula dengan SDM. Etos berkemajuan harus terus diasah. Standar harus dinaikkan, kompetisi harus dihidupkan, bukan dihindari.
Di dunia yang penuh persaingan, kreativitas dan inovasi juga perlu diupayakan. “Institusi yang memiliki etos bagus, perusahaan akan maju,” tegasnya saat Halal Bihalal PT Syarikat Cahaya Media / Suara Muhammadiyah, Selasa (15/4) di SM Tower Malioboro Yogyakarta.
Sementara itu, Direktur Utama PT SCM/SM Deni Asy’ari sangat bersyukur Halal Bihalal dapat berlangsung dengan baik. Ia menilai acara ini sebagai wahana untuk membangun dan menguatkan kebersamaan dalam lingkungan kerja.
Deni menggarisbawahi, substansi dari bulan Syawal itu Irtifa, yakni bulan peningkatan. Bagi Deni, diksi peningkatan, tidak hanya terjadi peningkatan dalam hal ihwal kualitas keimanan, ibadah, tetapi juga kinerjanya.
“Kinerjanya juga meningkat, kekompakannya juga meningkat, semangatnya juga meningkat. Karena tantangan kita mengelola bisnis ke depan tidak mudah,” tegasnya.
Deni mencatat, pada tahun 2025 ini, ada sekitar 34 pabrik yang tutup. Kemudian sebanyak 45.000 orang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), pelbagai sengkarut masalah sosial krusial lainnya yang belakangan berdatangan datang silih berganti.
“Kita tidak tahu ke depan pasca-perang-perangan Presiden Amerika dengan China ini tidak tahu hawa-hawa resesi seperti apa. Sekarang Dolar luar biasa naiknya, daya beli masyarakat semakin menurun,” bebernya.
Untuk itu, kunci menghadapi situasi sulit dan sarat dengan ketidakpastian seperti sekarang, Deni membongkar, perlu melakukan peningkatan kualitas. Lebih-lebih peningkatan kinerja berikut serta peningkatan semangat dan kebersamaan seluruh tim dalam satu koridor.
Agenda Halal Bihalal ini turut dihadiri Pembina Suara Muhammadiyah HM Muchlas Abror, Sekretari PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti, PhD, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta Dr Ikhwan Ahada, MAg, jajaran Direksi serta segenap karyawan PT Syarikat Cahaya Media / Suara Muhammadiyah.
(diko/cris)