Haedar Nashir Dorong Kader Muhammadiyah Lakukan 3 Hal

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
294
Prof Dr Haedar Nashir M.Si

Prof Dr Haedar Nashir M.Si

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Malam Jum’at (8/5) Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menggelar tasyakuran atas miladnya yang ke-93 tahun. Acara tersebut mengundang berbagai tokoh hingga kader Muhammadiyah, baik mereka yang berada di dalam maupun di luar pemerintahan. Bagi Haedar, hal ini bukan masalah karena setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Namun yang terpenting, bagaimana agar setiap kader memiliki kiblat dan tujuan yang sama. 

“Mau jadi menteri, wakil menteri, kemudian jadi stafsus, jadi anggota dewan, itu semua merupakan jalan, tapi kiblat dari jalan itu adalah Muhammadiyah dan bangsa,” ujarnya. 

Ia pun mengibaratkan setiap kader Muhammadiyah itu seperti talang air-sebagai tempat perantara air untuk lewat, dan di belakang itu ada Muhammadiyah sebagai mata air yang melimpah. Oleh sebab itu nilai keikhlasan tidak boleh hilang dari nafas perjuangan di Muhammadiyah. 

Sehingga dalam hal ini diperlukan sebuah kepemimpinan yang mampu menjangkau dua kepentingan sekaligus, yakni urusan dunia dan akhirat. Mengutip dari Mawardi, organisasi Islam itu sejatinya memiliki ciri kepemimpinan yang unik. Mengandung fungsi dari sebuah misi kerisalahan Nabi, yang ini akrab disebut sebagai kepemimpinan prophetik. 

“Fungsi dari kepemimpinan ini ada dua. Pertama, menegakkan nilai-nilai agama, dan yang kedua mengurus urusan dunia,” tegasnya.   

Menurutnya, bagaimana cara mengintegrasikan kedua hal ini bukan perkara mudah. “Kadang kalau terlalu agamis, dunianya dilupakan. Terlalu asik dengan dunia, agamanya lepas,” ucapnya mencontohkan kasus yang sering terjadi di sekeliling kita. “Di sinilah kita memerlukan muhasabah,” tambahnya. 

Di tengah realitas yang terus berubah, Haedar pun berpesan agar Muhammadiyah mulai menggarap sektor dakwah bagi komunitas. Jika tidak segera dilakukan, tak dapat dipungkiri Muhammadiyah akan tercerabut dari akarnya yakni masyarakat. Yang selama ini menjadi basis akar pergerakan Muhammadiyah. 

“Milad ke-93 ini penting untuk bagaimana mempertajam. Kalau belum banyak ke situ, maka mulai melakukan reorientasi pergerakan dakwah komunitas di kampung, di kota, di masjid, di lingkungan masyarakat,” pesannya. “Semua hal harus menjadi agenda kita,” tambahnya. 

Menghadapi tantangan ke depan, ia berharap agar Muhammadiyah dan Aisyiyah yang nantinya berada di tangan anak muda fokus dalam pengembangan SDM. Dan kemudian tidak merasa lalai bahwa kita sudah berada di depan dari yang lainnya. Hal ini terkait erat dengan bagaimana kader Muhammadiyah membuka horizon pemikiran dan pandangan. 

“Banyak hal tidak cukup diselesaikan dengan satu pandangan, maka kita perlu memperluas pandangan,” tutup Haedar sebelum melakukan kunjungan ke Gambir dan kemudian kembali ke Yogyakarta. (diko)

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Setelah resmi dideklarasikan, Ikatan Jurnalis Indonesia (IKAJI) ....

Suara Muhammadiyah

13 December 2023

Berita

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Semarak Milad ke-111 Muhammadiyah diperingati dengan rangkaian b....

Suara Muhammadiyah

4 November 2023

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Mahasiswa penerima bea siswa Baznas Universitas Muhammadiyah Jakarta m....

Suara Muhammadiyah

5 April 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dalam Rangka Milad Muhammadiyah, Masjid Al Hikmah, PCM Penjaringa....

Suara Muhammadiyah

16 December 2024

Berita

BANTUL, Suara Muhammadiyah - Senam sehat Milad ke-105 Mu’allimin yang diikuti 3.000 orang pese....

Suara Muhammadiyah

4 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah