Haedar Minta Tutup Buku Soal Perbedaan, Saatnya Rekatkan Persaudaraan

Suara Muhammadiyah

Penulis

1
1177
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi menyebut ajaran silaturahmi menjadi sangat penting dalam agama Islam. Bahwa silaturahmi akan melahirkan gerak simultan dalam mewujudkan nilai-nilai keutamaan selepas Ramadan dan Idul Fitri. Hal itu disampaikan saat Silaturahmi Idul Fitri 1445 H keluarga besar Muhammadiyah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ahad (28/4).

“Kita ingin mengkapiltasiasi buah nilai silaturahmi ini di dalam kehidupan kita, keluarga kita, masyarakat kita, bangsa kita, termasuk dalam gerakan Persyarikatan Muhammadiyah. Agar dari silaturahmi ini lahir energi kolektif keruhanian, termasuk di dalamnya energi kolektif intelektual. Sehingga menjadi pelaku dakwah yang menjalankan dan memfungsikan sifat ibadurrahman dan kekhalifahan di dalam kehidupan nyata,” ujarnya.

Haedar menekankan dalam implementasi silaturahmi ini akan mempertautkan persaudaraan antarsesama. Haedar menjelaskan persaudaraan bisa bersifat kekerabatan (ar-rahim), bisa juga bersifat interaksi sosial. Semua ini harus melahirkan persaudaraan autentik, yang lahir dari optimalisasi ketulusan dan keikhlasan untuk merajut hubungan lebih baik lagi.

“(Sehingga dari situ) dapat merajut hubungan yang baik, untuk semakin baik, dan sekaligus juga menyambung sesuatu yang terputus kalau dan seandainya sempat terputus,” katanya.

Maka, dalam kesempatan itu, Haedar mengajak warga Persyarikatan untuk memperbaiki hubungan yang sempat rusak atau terputus. Hal itu disebabkan boleh jadi berbeda pilihan dan pandangan politik. Di mana kerap menimbulkan pertikaian dan konflik. Di sini, Haedar meminta untuk tutup buku (dihilangkan) dari kehidupan agar tidak berkepanjangan di kemudian hari.

“Mari kita perbaiki. Kita tutup buku soal itu. Tetapi tentu sebagai orang Muhammadiyah, mari melangkah ke depan menjadi lebih baik lagi supaya tidak mengulangi hal-hal yang tidak dikehendaki,” ucapnya.

Haedar mengungkapkan silaturahmi bukan hanya mempertautkan yang sudah terpaut, tetapi harus direaktualisasikan dengan silaturahmi luar biasa, yakni menyambung yang terputus. Sehingga dapat melahirkan persaudaraan yang membawa nilai-nilai ihsan. Yakni ajaran yang memiliki kedudukan tertinggi dalam hubungan dengan Allah dan makhluk.

“Ihsan itu mudah dilaksanakan, tetapi kalau dipraktikan susah. Karena masuk di rasa. Kalau orang berkata-kata buruk, emosi kita muncul. (Itu) masuk ke hati, jadi benih dendam, dan tersimpan lama, dan pulihnya tidak mudah. Maka, ajaran agama mengajarkan kita seperti itu (berbuat ihsan),” tegas Guru Besar Sosiologi UMY ini. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Rektor UMSU Prof Dr Agussani, MAP terima penghargaan Best University Pro....

Suara Muhammadiyah

26 July 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Spanduk panjang terbentang, tertulis "Demi Masa Depan Berbangsa dan....

Suara Muhammadiyah

22 March 2025

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan, peran Aisyiyah sanga....

Suara Muhammadiyah

16 January 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kepala SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta M Slamet Riyanto,....

Suara Muhammadiyah

19 June 2024

Berita

SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah....

Suara Muhammadiyah

10 August 2024