TUBABA, Suara Muhammadiyah – Hujan rintik menyelimuti pagi 1 Syawal 1446 H, namun tak sedikit pun menyurutkan semangat jamaah PCM Menggala untuk menunaikan Shalat Idul Fitri di lapangan SMA Muhammadiyah 1 Menggala, Senin (31/3). Sejak subuh, umat Muslim dari berbagai penjuru mulai berdatangan dengan pakaian terbaik mereka, membawa hati yang bersih dan penuh syukur setelah sebulan berpuasa.
Di bawah langit mendung yang sesekali meneteskan gerimis, gema takbir terus menggema, menambah suasana syahdu di lapangan terbuka. Shalat Idul Fitri kali ini dipimpin oleh Ustadz Muhammad Fajri sebagai imam, sementara yang bertugas sebagai Khatib kali ini Ustadz Drs. H. Aminudin, MA. Dalam tausiyahnya, beliau mengingatkan bahwa hakikat Idul Fitri bukan sekadar merayakan kemenangan, tetapi juga kembali kepada kesucian diri. “Barang siapa yang berpuasa dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan selain dari Allah, dialah yang benar-benar kembali ke fitrah,” ujarnya.
Ketua PCM Menggala, Ahmad Yusuf, M.SE., M.H., turut memberikan pesan kebersamaan. “Mudah-mudahan di hari yang fitri ini kita semua dapat mempererat tali silaturahmi dan menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.” Sementara itu, Joko Riyanto, S.Ag., menegaskan bahwa hujan yang turun bukanlah halangan, melainkan berkah yang patut disyukuri. “Meski cuaca mendung, mari tetap semangat menyambut kemenangan ini. Hujan yang turun di tengah kita semoga menjadi tanda keberkahan,” tuturnya.
Usai shalat, jamaah saling bermaafan dengan wajah penuh kebahagiaan. Anak-anak berlarian riang, orang tua saling bersalaman dengan haru, dan para pemuda serta pemudi membagikan senyum hangat. Momen ini menjadi pengingat bahwa Idul Fitri bukan hanya soal perayaan, tetapi juga tentang kebersamaan, keikhlasan, dan cinta kasih sesama.
Meskipun langit tak begitu cerah, hati tetap bersinar. Idul Fitri tahun ini menjadi bukti bahwa kekuatan iman dan persaudaraan jauh lebih besar daripada tantangan cuaca. (Miftahul Ikhsan)