Generasi Emas Perlu Ditopang dengan Akhlak dan Ekonomi yang Kuat

Publish

29 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
116
Agus Taufiqurrahman

Agus Taufiqurrahman

BANTUL, Suara Muhammadiyah - Generasi Emas telah menjadi diskursus dalam beberapa tahun terakhir. Generasi ini dikategorisasikan sebagai generasi masa depan penentu peradaban.

"Orang menyebut generasi emas, sejarah emas, periode emas, adalah periode terbaik dari fese kehidupan. Generasi emas Indonesia ingin membentuk periode terbaiknya Indonesia," kata Agus Taufiqurrahman, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat Kajian Itikaf Angkatan Muda Muhammadiyah Piyungan, Jumat (29/3) di Masjid Al-Istighfar Mendungan, Srimartani, Piyungan, Bantul.

Agus mengatakan bahwa generasi emas adalah hasil dari perjuangan umat Islam dalam membentuk masa depan yang lebih baik. "Kalau istilah zaman dulu masa kejayaan," ucapnya.

Jika dilongok hari ini, generasi emas umat Islam, belum menunjukkan tanda-tanda menuju ke arah tersebut. Agus melihat ada kecenderungan generasi menjauh dari radar Islam, terutama pada dimensi akhlak (budi pekerti).

"Islam yang ajarannya luhur tidak diikuti oleh pengikutnya yang mengaku Islam. Bahkan cara hidupnya sering jauh dari Islam. Kecermelangan Islam tertupi oleh perilaku umat Islam yang jauh dari agama Islam," tegasnya.

Salah satu hal krusial dalam Islam adalah menerapkan kebersihan. Namun, belum banyak umat Islam yang mengaplikasikan dimensi tersebut ke dalam kehidupan. Padahal, dimensi ini sangat ditekankan, yang menjadi karakteristik orang beriman.

"Islam itu mengajarkan dan menjaga kebersihan jiwa maupun fisik. Itu ciri khasnya orang beriman. Tapi kenapa banyak umat Islam banyak yang kumuh?", bebernya.

Selain faktor tersebut, hal yang paling mendasar umat Islam belum dapat disebut generasi emas, karena, sambung Agus, belum kuat secara perekonomian. Menukil pandangan Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12, menyebut bahwa dari 100 orang kaya atau pengusaha sukses di Indonesia, mayoritas adalah mereka adalah non-muslim, yang beragama Islam tidak lebih dari 10 orang.

Sebaliknya, jika dikumpulkan 100 orang miskin, maka yang 90 adalah orang muslim, dan selebihnya adalah dari yang lain. Di sini terjadi kesalahpahaman dalam memaknai agama Islam secara komprehensif.

"Kalau Islamnya yang benar, harusnya etos kerjanya hebat, semangatnya kerjanya bagus, ghirah mencari rezeki baik, sadar mencari rezeki itu ibadah, maka harusnya umat Islam maju tidak tertinggal. Inilah kondisi yang saya sebut awal tadi, masa kejayaannya belum kita raih," ungkapnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah- Nabi Muhammad dikenal sebagai seorang pedagang yang sangat sukses. Pad....

Suara Muhammadiyah

20 September 2024

Berita

ALOR, Suara Muhammadiyah - Muhammadiyah akan memasuki usia yang ke-111 pada tanggal 18 November 2023....

Suara Muhammadiyah

17 November 2023

Berita

KLATEN, Suara Muhammadiyah - Jam menunjukkan pukul 23.00, Mbah Komariyah masih berada di area yang e....

Suara Muhammadiyah

16 November 2024

Berita

KEBUMEN, Suara Muhammadiyah - Suasana cerah pada Ahad, 2 Februari 2025. Di Masjid Khalifah Ahmad Al ....

Suara Muhammadiyah

14 February 2025

Berita

Launching Buku Respons Anak Kampung untuk Umat, Bangsa dan Dunia  KUPANG, Suara Muhammadiyah &....

Suara Muhammadiyah

3 December 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah