BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat KH Rafani Akhyar mendorong akademisi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung untuk memperbanyak penelitian terkait fenomena keberagamaan. Menurutnya, penelitian merupakan roh perguruan tinggi dan menjadi bagian penting dari pelaksanaan caturdharma.
Hal tersebut disampaikan Rafani saat mengisi pengajian bulanan yang digelar Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al-Islam Kemuhammadiyahan (LPPAIK) UM Bandung di Auditorium KH Ahmad Dahlan pada Selasa (30/09/2025). Ia menekankan bahwa banyak fenomena keagamaan di Jawa Barat yang menarik untuk diteliti, baik sebagai bahan publikasi ilmiah maupun sebagai pencerahan bagi masyarakat.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Barat ini juga mencontohkan sejumlah kasus yang terjadi di lapangan. Di antaranya adalah penyimpangan keagamaan, konflik internal di salah satu tarekat dengan jumlah pengikut besar, hingga persoalan Ahmadiyah yang hingga kini masih menjadi perhatian serius.
Rafani juga mengutip data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2025. Ia menyebut jumlah penduduk Jawa Barat kini mencapai 50.489.208 jiwa, dengan mayoritas 97,22 persen atau sekitar 49.085.608 jiwa beragama Islam. Sementara itu, sisanya merupakan penganut Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Khonghucu, dan aliran kepercayaan lain.
Melihat kondisi tersebut, ia mengingatkan umat Islam untuk tetap kuat dan bersatu. Dia tidak berharap umat Islam saat ini seperti yang digambarkan hadis Nabi SAW yang menyatakan bahwa suatu saat umat Islam akan berjumlah banyak. Namun, sayang sekali mereka lemah layaknya buih di lautan karena tidak memiliki kekuatan yang sejati.
Rafani kemudian menyinggung fenomena banyaknya pengajian akbar di Indonesia. Termasuk ceramah para ustaz muda populer di media sosial yang mampu menarik ribuan jamaah. Menurutnya, fenomena ini juga perlu ditelaah lebih jauh oleh kalangan akademisi.
”Pertanyaannya, apakah banyaknya jamaah pengajian termasuk pembangunan masjid benar-benar berbanding lurus dengan meningkatnya kesalehan umat Islam? Inilah yang seharusnya menjadi perhatian penelitian, termasuk bagi akademisi UM Bandung,” ujarnya.
Pengajian rutin yang digelar dari pagi hingga menjelang siang ini diikuti ratusan sivitas akademika UM Bandung. Hadir dalam kegiatan ini para wakil rektor, dekan, wakil dekan, kaprodi, sekprodi, kepala bagian, kepala lembaga, tenaga kependidikan, hingga sejumlah mahasiswa baru dari berbagai program studi.*(FA)