Fathurrahman Kamal Dorong Masjid Jadi Pusat Peradaban

Publish

29 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
262
KH Fathurrahman Kamal, Lc., MSI saat pengajian umum subuh ceria di Masjid At-Taqwa Jatikulon, Kudus, Jawa Tengah, Ahad (28/9)

KH Fathurrahman Kamal, Lc., MSI saat pengajian umum subuh ceria di Masjid At-Taqwa Jatikulon, Kudus, Jawa Tengah, Ahad (28/9)

KUDUS, Suara Muhammadiyah - Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fathurrahman Kamal menekankan kembali hakikat masjid sebagai pusat ketakwaan, bukan sekadar tempat ritual. “Takwa itu bukan hanya sifat individu, tapi harus menjadi karakter sosial dan kebangsaan,” ujarnya saat Pengajian Umum Subuh Ceria di Masjid At-Taqwa Jatikulon, Kudus, Jawa Tengah, Ahad (28/9).

Fathurr menyinggung sejarah awal dakwah Nabi Muhammad. Menurutnya, meski kewajiban salat lima waktu belum turun di Mekah, Rasulullah sudah menegakkan karakter umat melalui masjid. Saat tiba di Madinah, langkah pertama Nabi adalah membangun masjid sebagai simbol persatuan dan perekat ruh masyarakat. “Jika bangsa ini ingin kokoh, ikatkan hati kita dengan masjid,” tegasnya.

Ia juga mengupas tafsir Surah At-Taubah yang menyebut masjid sebagai tempat orang-orang yang gemar bersuci. Para mufasir, jelasnya, menafsirkan kesucian itu meliputi dua dimensi: fisik dan spiritual. Secara fisik, wudu membuat muslim selalu menjaga kebersihan tubuhnya. Secara batin, masjid menjadi tempat penyucian jiwa yang menumbuhkan karakter mulia.

Lebih jauh, Fathurr mengingatkan bahwa salat adalah mi’raj bagi orang beriman. Di dalamnya, setiap muslim memutus komunikasi dengan selain Allah. “Orang yang hidupnya dekat dengan masjid akan bersih jasmani dan jiwanya. Inilah generasi yang dipuji Allah,” katanya. Ia juga mengutip doa Rasulullah yang memohon cahaya dalam hati, penglihatan, pendengaran, hingga seluruh anggota tubuh.

Namun, ia mengingatkan ancaman kegelapan hati akibat jauhnya manusia dari nilai iman. Ia mencontohkan kasus seorang ibu yang tega membunuh anaknya karena terhimpit ekonomi. Menurutnya, tragedi itu lahir dari hati yang gelap dan kehilangan nur hidayah. “Pendidikan karakter harus dimulai dari masjid. Kalau sejak kecil anak-anak dekat dengan masjid, insyaallah bangsa ini kuat,” ujarnya.

Fathurr juga menyinggung isu toleransi. Menurutnya, Islam sangat menjunjung tinggi penghormatan kepada sesama, sebagaimana Nabi memperlakukan tetangga Yahudi dan menghormati jenazah non-muslim. Namun, ia menegaskan bahwa batasan iman dan ibadah harus tetap dijaga. “Jangan sampai anak-anak lebih mengenal tempat ibadah lain daripada masjid,” katanya mengingatkan.

Ia juga menyoroti regulasi pendidikan yang dianggapnya tak sejalan dengan nilai Islam, seperti larangan menegur perilaku menyimpang atas nama HAM. “Di masjid, anak-anak tidak mungkin diajarkan penyimpangan itu. Justru di masjid mereka tumbuh dalam ekosistem yang sehat,” tegasnya. Dari situ, ia mengajak jamaah menjadikan rumah tangga sebagai benteng pendidikan utama dan masjid sebagai pusat ketahanan sosial.

Menutup ceramah, Fathurr menawarkan gagasan menjadikan masjid lebih ramah bagi generasi muda. Masjid, menurutnya, perlu dilengkapi dengan fasilitas olahraga, perpustakaan digital, ruang kreatif, hingga layanan konsultasi. “Masjid harus jadi pusat peradaban. Dari rumah tangga lahir ketahanan individu, dari masjid lahir ketahanan sosial,” tandasnya. (Indra)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ribuan jamaah Tabligh Akbar Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah padati ....

Suara Muhammadiyah

25 September 2023

Berita

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah 'Aisyiyah (PDA) kota Surabaya periode 2022-2027 ....

Suara Muhammadiyah

22 January 2024

Berita

KOTIM, Suara Muhammadiyah - Berbagi kebahagiaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti yang d....

Suara Muhammadiyah

20 March 2025

Berita

SEMARANG, Suara Muhammadiyah -– Pekan Olahraga dan Seni Muhammadiyah (PORSENIMU) Pimpinan Daer....

Suara Muhammadiyah

18 November 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Prof. Abdul....

Suara Muhammadiyah

28 February 2025