Efisiensi Bukan untuk Menghilangkan Kenyamanan, Tapi Bagaimana Menciptakan Produktivitas

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
35
ToT Kader Pintar 1000 Cahaya Muhammadiyah

ToT Kader Pintar 1000 Cahaya Muhammadiyah

SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Alih-alih menjelaskan sesuatu yang mudah menjadi rumut. Keduanya malah membuat sesuatu yang sejatinya rumit menjadi sangat sederhana, yaitu terkait dengan bagaimana efisiensi energi dilakukan. Mereka adalah Abiliansyah Putra dan Ade Djunainah. Secara bergantian, keduanya saling berbagi panggung dalam Kegiatan Training Of Trainer Kader Pintar – Pionir Transisi Energi Indonesia Raya yang berlangsung di Balai Pemerintahan Desa, Kalasan, Sleman (12/11). Dalam sesi tanya jawab, mereka sepakat bahwa tujuan utama pendidikan selain mengubah mindset (pola pikir) juga untuk mengubah perilaku. 

Abiliansyah mengatakan bahwa untuk melakukan efisiensi energi, dibutuhkan suatu kesadaran kolektif. Kesadaran yang mengarah pada tindakan konkrit sekecil apapun untuk melakukan penghematan energi, dimana sebagian besar energi listrik kita saat ini masih bersumber dari bahan yang tidak ramah lingkungan, yakni batu bara. 

“Dalam hal ini mindset kita harus berubah. Terkait dengan efisiensi energi ini bukanlah tugas individu, tapi perlu menjadi sebuah gerakan kolektif seluruh warga bangsa,” ujarnya. 

Gerakan yang dimaksudpun sangat sederhana. Mulai dari mematikan alat elektronik yang tidak dipakai hingga menggunakan daya listrik sesuai kebutuhan. Menurutnya, poin penting dari upaya ini bukan terletak pada bagaimana melakukan penghematan semaksimal yang masyarakat mampu lakukan. Melainkan, sebuah efisiensi yang tidak mengorbankan kenyamanan dan produktivitas. 

“Poin dari hemat energi itu menurut saya tidak mengurangi kenyamanan serta mengganggu produktivitas,” tegasnya. 

Ia pun mencontohkan bagaimana agar upaya efisiensi energi tidak perlu mengorbankan kenyamanan dan produktivitas masyarakat. Baginya, suhu AC yang nyaman berada di angka 24 sampai 29 derajat celcius. Ketika ada yang menggunakan AC dengan suhu di bawah atau di atas angka tersebut, pria dari Indoesian Institute for Energy Economics (IIEE) itu menghimbau masyarakat untuk menyetelnya kembali dalam suhu nyaman. Hal ini menurutnya langkah kecil yang penting dalam upaya efisiensi energi tanpa harus menghilangkan apek kenyamanan. 

Senada dengan itu, Ade Djunainah menekankan bahwa, cara jitu untuk memulai terwujudnya efisiensi energi adalah dengan cara mengubah perilaku masyarakat secara berkesadaran. Banyak cara dapat dilakukan, salah satunya melalui pelatihan-pelatihan dan sosialisasi di berbagai lembaga maupun instansi. 

“Upaya ini perlu dukungan dari berbagai pihak. Pendidikan, intinya adalah mengubah karakter,” tegasnya. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pasca Muktamar Nasyiatul Aisyiyah  ke XIV, peta jalan NA perio....

Suara Muhammadiyah

16 October 2023

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah — Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr Abd Rakh....

Suara Muhammadiyah

19 November 2024

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menyambut Milad Ke-17 dengan me....

Suara Muhammadiyah

24 June 2025

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Pendiri dan Ketua Pembina Odesa Indonesia Budhiana Kartawijaya m....

Suara Muhammadiyah

17 January 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pusat Studi Islam, Perempuan, dan Pembangunan Institut Teknologi....

Suara Muhammadiyah

8 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah