JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sudibyo Markus, Penasihat Indonesia Institute for Develepment mengatakan bahwa judul buku menunjukkan sikap konsisten dari penulis dalam melihat perusahaan tembakau.
Dalam sejarahnya, tembakau menyebar dengan sangat cepat, seperti memiliki jalur khusus tersendiri. Sudibyo menyebut bahwa penyebaran tembakau pada waktu itu terkonsentrasi melalui Jalur Sutra. Jalur sutra adalah jalur perdagangan dan merupakan salah satu jalur penyebaran agama Islam di Indonesia. Seiring dengan persebaran tembakau yang cepat, rokok juga menyebar dengan cepat di Indonesia dan menjadi salah satu dari bagian ritualisme kebudayaan di kalangan masyarakat.
Sementara itu iklan-iklan yang ditayangkan juga sangat bertolak belakang dengan bahaya rokok sesungguhnya. Upaya-upaya semacam ini menurut Sudibyo Marcus adalah pembodohan publik. Hal ini pula dilakukan secara sengaja untuk mendapat keuntungan semata.
Namun yang menanggung akibat dari perbuatan industri tembakau dan turunannya adalah masyarakat. Kerugian-kerugian yang diterima tidak hanya berupa penyakit, tetapi juga pola pikir dan kebiasaan yang buruk. “Masalah-masalah ini memunculkan keresahan berlanjut hingga saat ini,” ujarnya.
Akibat dari perilaku industri tembakau, menyebabkan ambivalensi bagi masyarakat Indonesia. Bahan-bahan yang terkandung di dalam rokok semuanya merupakan bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh manusia.
Menurut Sudibyo, Drakula Ekonomi merupakan salah satu bentuk perjuangan melawan industri tembakau dan rokok. Upaya yang dapat ditempuh oleh semua orang untuk mendobrak rantai industri rokok. Langkah ini menyadarkan kita bahwa Indonesia butuh orang-orang yang melek, kritis terhadap hal-hal yang menyeleweng dan menggerogoti negeri kita. Harapannya dengan adanya Drakula ekonomi ini sesuai dengan jargon menuju Indonesia emas bukan cemas. (nd/tia/diko)