SEMARANG, Suara Muhammadiyah - 126 siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta mengikuti kegiatan penanaman mangrove. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari proses edukasi terkait budi daya mangrove di Maerokoco Semarang, pada Kamis (4/1). Dipilihnya destinasi Taman Maerokoco karena sesuai dengan tema mengenalkan hidup yang berkelanjutan sebagai proyek penguatan profil pelajar pancasila.
Saat tiba di Maerokoco Semarang, siswa-siswi disambut oleh pemandu wisata, Topo dan tim. Para siswa mendapatkan penjelasan tentang budi daya dan proses penamanan mangrove di Anjung Surakarta. Menurut Topo, penanaman pohon mangrove memiliki banyak fungsi dalam menjaga ekosistem alam.
“Hutan mangrove bisa berfungsi melindungi garis pantai, sebagai penghalang alam terhadap badai dan banjir, melindungi garis pantai dari erosi dan membantu mengurangi dampak bencana alam,” jelasnya.
Setelah diberikan penjelasan pentingnya pohon mangrove, para siswa diajak mengenal pohon mangrove lebih dekat. Menariknya, mereka diajak menanam pohon mangrove bersama dengan tim maerokoco. Terlihat para siswa cukup antusias karena baru pertama kali menanam pohon mangrove.
Akhdan Zhafif Abadi, salah satu siswa mengaku senang dan mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan tersebut. Ia menyampaikan menanam pohon mangrove di pesisir laut sangat diperlukan agar menguraingi dampak abrasi yang terjadi akibat gerakan air laut. Selain itu, hutan mangrove menjadi tempat tumbuh berkembang habitat berupa tumbuhan dan hewan.
Sementara itu, Hermawan Adi Saputra, guru pendamping, menekankan pentingnya kegiatan outing class di kawasan hutan mangrove karena memberikan pesan edukasi kepada para siswa untuk menjaga keberlangsungan kehidupan yang berkelanjutan. “Dengan ini siswa bisa mengamati secara langsung budi daya penanaman mangrove dan meningkatkan rasa cinta terhadap lingkungan,” jelasnya.
Para siswa berkeliling di hutan mangrove yang didesain layaknya miniatur kota atau kabupaten Jawa Tengah. Mereka melihat bangunan yang berfungsi sebagai ruang publik seperti Anjungan Suci dan salinan Masjid Agung Demak.
Selain itu, hal yang membuat para siswa tertarik adalah berjalan-jalan menyusuri hutan mangrove dan menyusuri jalan setapak. Jalan ini terbuat dari papan kayu dan terletak di atas danau yang mengelilingi kawasan Grand Maerokoco. Terlihat beberapa armada kapal dan kereta kelinci dari sana. Meski suasana panas, para siswa merasa senang dan menikmati. (adi/diko)