PALANGKARAYA, Suara Muhammadiyah - RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya, Kalimantan Tengah, mengadakan kegiatan Seminar Awam dengan tema "Pencegahan Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan" yang dilaksanakan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal IV, Bukit Tunggal, Palangka Raya, pada Rabu, (14/5).
Kegiatan ini dihadiri oleh dr Nisaul Amalia Rahmawati selaku manajer pelayanan medis, dr Ni Made Yuliari, SpA, Lihaisa Lyli, AMdGz, ahli gizi, serta tim PKRS.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya para orang tua, mengenai pentingnya pencegahan stunting sejak dini. Tim Stunting bersama tim PKRS juga membagikan serta menjelaskan leaflet tentang pencegahan stunting kepada anak-anak dan orang tua. Leaflet tersebut berisi informasi penting mengenai pola makan sehat, asupan gizi seimbang, serta pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan anak.
Nisaul mengungkapkan bahwa program ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kesehatan anak-anak khusus untuk daerah terpinggirkan. “Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan stunting sejak dini,” ungkapnya.
Stunting menjadi tantangan besar bagi masa depan, stunting merupakan masalah kesehatan yang telah lama menjadi perhatian, bahkan sebelum tahun 2015. Stunting bukan sekedar masalah berat badan bayi yang kurang dari 2,5 kg atau kelahiran prematur. Lebih dari itu, stunting berdampak pada kegagalan tumbuh kembang anak dalam 1000 hari pertama kehidupan, periode emas yang menentukan masa depan kesehatan dan kecerdasannya.
Lihaisa Lyli menyampaikan pentingnya gizi halal dan thayyib, pemenuhan gizi bukan hanya soal kuantitas tetapi juga kualitas. Lyli menekankan bahwa makanan halal dan thayyib sangat berperan dalam mencegah stunting atau kekerdilan memiliki banyak dampak buruk karena mengganggu pertumbuhan fisik anak, perkembangan otak, dan proses metabolismenya. Meski demikian, menurutnya, stunting bisa dicegah dengan pemberian nutrisi yang kuat sejak masa kehamilan hingga menyusui dan pemberian makanan pendamping ASI pada anak. Penting untuk memantau pertumbuhan anak melalui kurva, salah satunya terdapat pada buku KIA.
“Ketika ibu hamil mengalami mual atau kesulitan makan, asupan nutrisi tetap harus dijaga. Begitu pula dengan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan dilanjutkan hingga dua tahun dengan makanan pendamping yang sehat,” jelasnya.
Ditambahkan oleh Ni Made Yuliari, mengenai pentingnya peran ibu dalam menjaga kesehatan anak-anak, terutama sebagai langkah pencegahan terhadap berbagai risiko kesehatan, baik pada anak-anak maupun remaja. Ia menjelaskan bahwa pemantauan berat badan, tinggi badan, serta lingkar perut dapat membantu mendeteksi obesitas dan risiko penyakit tidak menular.
"Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari. Gaya hidup adalah sesuatu yang bisa kita kendalikan. Mulailah dari sekarang!," katanya tegas.
Dalam kesempatan tersebut, Ni Made juga mengajak para peserta seminar untuk lebih memperhatikan pola makan mereka. "Tidak ada lagi konsep 4 sehat 5 sempurna, sekarang yang benar adalah isi piringku. Pastikan gizi seimbang dan jangan berlebihan," jelasnya. (mf/n)