Buya Cecep: Pendakwah Harus Menjelaskan Islam Kepada Masyarakat dengan Bijak

Publish

9 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
48
Foto Istimewa

Foto Istimewa

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Wakil Dekan Fakultas Agama Islam UM Bandung Cecep Taufikurrohman menegaskan bahwa Islam bukanlah agama lokal, melainkan agama global yang bersumber dari wahyu Allah dan senantiasa berdialektika dengan budaya manusia di bumi. Hal ini ia sampaikan dalam kajian Gerakan Subuh Mengaji (GSM) yang digelar secara daring oleh Aisyiyah Jawa Barat belum lama ini.

Menurut alumnus Universitas Al-Azhar Mesir ini, Islam diturunkan kepada manusia melalui para nabi dan rasul. Oleh sebab itu, penerapan nilai-nilai Islam akan selalu berinteraksi dengan konteks budaya lokal di mana umat Islam hidup. ”Islam tidak hadir dalam ruang hampa. Oleh karena itu, ia akan diterjemahkan sesuai dengan karakter masyarakat bumi,” ujarnya seraya mengutip QS Al-Furqan ayat 20.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa prinsip utama dari kerasulan adalah mengajarkan tauhid dan menyempurnakan ajaran umat sebelumnya dengan menghapus tradisi-tradisi buruk. Salah satu contoh konkret dari dialektika Islam dengan budaya lokal ialah reformasi sistem pernikahan jahiliah. Dari empat bentuk pernikahan yang berlaku saat itu, hanya satu yang diafirmasi oleh Islam, yakni pernikahan sah dengan mahar dan akad yang jelas.

Contoh lain, kata Buya Cecep—sapaan akrabnya—adalah transformasi tata cara tawaf dan ibadah haji yang sebelumnya dibedakan berdasarkan status suku dan kelas sosial. Dalam budaya Quraisy, hanya golongan tertentu yang boleh tawaf dengan pakaian, sedangkan lainnya harus bertawaf tanpa busana jika tidak mampu membeli pakaian dari Quraisy.

”Islam menghapus praktik diskriminatif ini dan mensyariatkan kesetaraan bagi semua suku dalam ibadah,” tegas dosen yang juga penulis buku ”Menuju Kiblat Ilmu: Panduan Studi di Universitas Al-Azhar Mesir” ini.

Ia juga menyinggung soal praktik sosial dan ekonomi seperti sistem pertanian. Dalam kasus penyerbukan kurma, Rasulullah SAW pernah menyarankan agar tidak perlu dilakukan. Namun setelah hasil panen buruk, Rasul pun berkata, ”Kalian lebih tahu urusan dunia kalian.” Ini menjadi bukti bahwa Islam tidak mencampuri ranah teknis duniawi selama tidak bertentangan dengan syariat.

Kritis dan proporsional

Buya Cecep menekankan bahwa Muhammadiyah sering disalahpahami sebagai organisasi yang anti-budaya lokal. Padahal, sikap Muhammadiyah terhadap budaya sangat jelas: menerima budaya secara kritis dan proporsional.

Budaya yang sesuai dengan nilai Islam dapat diterima, sedangkan yang bertentangan harus ditolak atau dikoreksi. Sikap ini telah ditegaskan sejak Tanwir Muhammadiyah di Bali (2002) hingga Munas Tarjih ke-27 pada 2014 yang menghasilkan Tuntunan Seni Budaya.

Ia menambahkan bahwa sikap masyarakat terhadap budaya cenderung ekstrem—baik menerima sepenuhnya tanpa seleksi, atau menolak semua budaya lokal. Muhammadiyah mengambil posisi moderat: memilah dan memilih. ”Islam tidak memaksakan budaya Arab kepada semua masyarakat. Mengamalkan Islam tidak harus berpenampilan Arab, tetapi harus sesuai dengan nilai-nilai Islam,” jelasnya.

Buya Cecep menutup ceramah dengan ajakan agar para dai Muhammadiyah tidak menjauh dari masyarakat, tetapi hadir di tengah mereka dan menjelaskan Islam dengan cara yang bijak. ”Dakwah harus dilakukan dengan hikmah dan mauidzah hasanah. Bukan dakwah dengan frontal. Kita harus mengutamakan esensi ajaran, bukan simbol semata,” pungkasnya.*(FA)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dua Program Studi (Prodi) di bawah naungan Fakultas Pertanian Unive....

Suara Muhammadiyah

15 April 2025

Berita

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti, Sekretaris Majelis Pendidikan....

Suara Muhammadiyah

16 November 2023

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah (Unismuh)Makassar mengg....

Suara Muhammadiyah

10 October 2023

Berita

ASAHAN, Suara Muhammadiyah - (MPI) l Pimpinan Cabang Aisyiyah simpang empat menggelar musycab ke - 3....

Suara Muhammadiyah

28 September 2023

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Hasil riset dosen UMJ pada pendanaan Dana Padanan Kedaireka 2024 Kemdi....

Suara Muhammadiyah

7 November 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah