Berdaya di Peradaban Ekonomi Digital

Publish

1 August 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
148
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Berdaya di Peradaban Ekonomi Digital

Oleh: Budi Utomo, M.M., Dosen Manajemen Bisnis Syariah FEBI UIN Salatiga, Wakil Ketua Bidang Kewirausahaan PDPM Salatiga

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "berdaya" berarti memiliki daya, kekuatan, atau kemampuan untuk melakukan sesuatu. Dalam konteks yang lebih luas, "berdaya" mengandung arti memiliki kekuatan, pengaruh, atau kemampuan untuk mengubah atau mempengaruhi keadaan sekitar. Kata “berdaya” sering digunakan dalam berbagai konteks, baik individu maupun komunitas, untuk menggambarkan keadaan di mana seseorang atau sekelompok orang memiliki kemampuan dan kesempatan untuk mencapai tujuan atau mengatasi tantangan yang dihadapi

Dalam beberapa tahun terakhir kita memasuki era digital, hampir aktifitas manusia baik bisnis, shoping, pendidikan, politik, ceramah atau pengajian bahkan sampai pada perjodohan semua pindah ke platform digital. Bisa dikatakan bahwa kita memasuki era serba digital, termasuk ekonomi digital. Fenomena great shifting atau perubahan atau pergeseran besar ke dunia online menjadi keniscayaan yang tidak bisa ditawar lagi,transformasi  teknologi digital terus melangkah maju tanpa segan dan malu merangsek  masuk dalam gaya hidup masyarakat modern

Ekonomi digital adalah suatu konsep yang mencakup semua aktivitas ekonomi yang dilakukan melalui internet dan teknologi digital. Ekonomi ini melibatkan penggunaan perangkat digital seperti komputer, smartphone, dan berbagai platform online untuk menjalankan bisnis, melakukan transaksi keuangan, berkomunikasi, dan menyediakan layanan. Ekonomi digital meliputi e-commerce, fintech (financial technology), layanan berbasis cloud, big data, kecerdasan buatan (AI), dan internet of things (IoT). Dalam tulisan singkat ini akan sedikit mengulas bagaimana organisasi, perusahaan, pelaku bisnis berdaya diperadaban ekonomi digital.

Dalam era ekonomi digital yang terus berkembang pesat, pemberdayaan menjadi kata kunci yang tidak dapat diabaikan. Transformasi digital tidak hanya memberikan peluang bagi perusahaan besar, tetapi juga membuka pintu bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bersaing di pasar global. Melalui pemanfaatan platform e-commerce, media sosial, dan teknologi finansial (fintech), UMKM dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, untuk benar-benar berdaya di ekonomi digital, pelaku UMKM harus dibekali dengan literasi digital yang memadai serta akses terhadap teknologi dan infrastruktur yang mendukung. 

Pemerintah dan sektor swasta perlu berkolaborasi dalam menyediakan pelatihan dan dukungan yang diperlukan untuk memastikan UMKM mampu memanfaatkan potensi penuh dari ekonomi digital. Selain itu, pemberdayaan di ekonomi digital juga mencakup upaya untuk mengurangi kesenjangan digital di masyarakat, terutama bagi generasi Gen Z yang merupakan digital natives. 

Generasi ini tumbuh dengan teknologi dan memiliki potensi besar untuk mendorong inovasi dan perubahan. Pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada peningkatan keterampilan digital harus diperluas, tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di daerah pedesaan dan terpencil. Dengan begitu, seluruh lapisan masyarakat, termasuk Gen Z, dapat berpartisipasi aktif dalam ekonomi digital, meningkatkan taraf hidup, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. Gen Z, dengan kreativitas dan adaptabilitas mereka, dapat menjadi ujung tombak transformasi digital di berbagai sektor.

Era ekonomi digital yang terus maju dan berubah begitu cepat membuat pelaku bisnis dan perusahaan harus membuat inovasi yang harus relevan dengan kondisi saat ini. Kesuksesan perusahaan di masa lalu mengubah mindset, membuat paradigma atau pandangan bahwa keberhasilan (pola lama) masa lalu adalah jaminan masa depan, padahal, jaminan itu tak pernah ada. Keberhasilan itu hanya bisa dicapai dan dipertahankan oleh seberapa kuat perusahaan atau pelaku bisnis  membuatnya terus relevan (sesuai zaman). Perubahan besar ini bisa diterima oleh mereka (perusahaan atau pelaku bisnis) dengan mudah yang berpandangan terbuka (open mind) dan terbiasa beradaptasi dengan segala perubahan, tetapi akan ditentang bagi mereka yang terbiasa terbelenggu  dalam kejayaan masa lalu. 

Pada akhirnya segala sesuatu yang baru itu membutuhkan ekosistem yang saling menopang  dan menguatkan menjalin hubungan timbal balik.  Ekosistem digital menjalankan peran dalam membentuk interkoneksi dalam lintas bidang dan memperkuat hubungan lembaga dalam berinteraksi dengan jejaring-jejaringnya. Karena mati hidupnya platform ditentukan oleh besarnya jejaring yang terbentuk, semakin baik ekosistem, semakin besar pula jejaring yang masuk dan semakin besar sharing benefit yang diperoleh dari masing-masing pihak.  

Prof. Rhenal Kasali seorang akademisi dan paktisi bisnis bahwa ketika platform berubah, kehidupan dan bisnis pun berpindah. Perusahaan dan pelaku bisnis yang merasa nyaman dengan apa yang sudah diraih, termasuk d idalamnya adalah cara-cara mengatasi masalahnya, tetapi tidak bisa menangkap sinyal-sinyal perubahan yang sedang terjadi maka perusahaan besar itu secara bergiliran akhirnya harus gulung tikar dan tenggelam pada waktunya. Semua kejayaan dan masa keemasan itu harus sirna karena tidak mampu beradaptasi dan menciptakan inovasi baru. Mempertahankan cara lama di era yang berubah cepat tidak akan membawa kesuksesan. Karena keberhasilan tak pernah bersifat final dan kehidupan tak pernah berhenti di sana. benar apa yang di katakan oleh Prof Rhenald Kasali “lebih baik pegang kendali dari pada dikuasai”.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Ayat-Ayat Takdir yang Disalahpami Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andal....

Suara Muhammadiyah

10 July 2024

Wawasan

Humanisme dalam Islam Oleh Dr. Masud HMN, Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) J....

Suara Muhammadiyah

20 May 2024

Wawasan

Implementasi MBKM di PTMA Oleh Faozan Amar, Dosen FEB UHAMKA dan Direktur Eksekutif Al Wasath Insti....

Suara Muhammadiyah

18 March 2024

Wawasan

Oleh: Ns. Andri Praja Satria, M.Sc, M.Biomed (Dosen di Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Muhamm....

Suara Muhammadiyah

30 January 2024

Wawasan

Oleh: Suko Wahyudi Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama. Iman kepada Allah adalah la....

Suara Muhammadiyah

17 September 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah