SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Pariyono (70 tahun), rumah kecilnya di RT 03 RW 03, Kelurahan Sumurboto, hanyalah sekumpulan dinding tua yang menaungi mimpi-mimpi sederhananya. Namun, suasana di sekitar rumahnya berubah total pada Sabtu (16/8/2025).. Para tetangga berkumpul, tawa dan percakapan hangat memenuhi udara, seolah sedang menyambut babak baru dalam hidupnya.
Hari ini, berkat program bedah rumah dari Lembaga Aml Zakat Infaq dan Sadaqah (Lazismu) Kota Semarang, rumahnya tak lagi sekadar tempat berteduh, tetapi sebuah kanvas baru yang dilukis dengan harapan.
Ini bukan sekadar seremonial penyerahan kunci. Ini adalah puncak dari sebuah kolaborasi tulus yang melibatkan banyak pihak: dari warga sekitar, Lazismu, Muhammadiyah Banyumanik, hingga dukungan dari tokoh-tokoh lokal. Semuanya bersatu untuk satu tujuan, yaitu mengembalikan martabat dan memberikan kehidupan yang lebih layak bagi sebuah keluarga.
“Alhamdulillah, kami hadir di sini untuk memenuhi amanat sesuai slogan kami: memberi untuk negeri,” ujar Direktur Lazismu PDM Kota Semarang Agus Alwi Masyhuri, S.Sos, M.Kom, dengan penuh rasa syukur.
Kalimat itu merangkum inti dari semua yang terjadi. Setiap rupiah, setiap tenaga yang disumbangkan masyarakat, kini kembali menjadi manfaat nyata.
Acara penyerahan kunci ini sendiri dipusatkan di halaman rumah Pariyono. Rangkaian kegiatan dibuka Ketua pelaksana sekaligus Manajer Kantor Layanan Lazismu Banyumanik Drs. H. Masman Jajuli.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Banyumanik Drs. H. Maskuri, M.Pd. dalam sambutannya mengingatkan bahwa program sosial seperti ini bisa terwujud karena adanya kepercayaan masyarakat.
“Program Lazismu bisa berjalan kalau ada amanah dari masyarakat. Insha Allah kami istiqomah, akuntabel, dan terpercaya,” katanya.
Puncak kehangatan terasa saat Ketua RT 03, Havik Martoyo, S.E.,.M.M., memotong pita, simbol dari dimulainya kehidupan baru bagi Pariyono dan keluarganya
Pariyono yang berdiri di depan rumahnya tak mampu menahan haru. Matanya berkaca-kaca; suaranya bergetar. “Terima kasih buat semuanya. Semua pihak yang membantu dan memberikan program bedah rumah ini,” ucapnya sambil menghela nafas.
“Kami sangat berterima kasih sekali. Semoga hal ini bermanfaat bagi kami semua.”
Ungkapan sederhana itu menyimpulkan segalanya. Bantuan ini jauh melampaui bata dan semen. Ini adalah tentang menghidupkan kembali harapan, membangun kembali martabat, dan membuktikan bahwa kepedulian kecil, ketika dikumpulkan bersama, bisa menciptakan perubahan besar.
Program bedah rumah Lazismu Banyumanik Semarang ini bukan hanya cerita tentang sebuah rumah baru, melainkan juga kisah inspiratif tentang solidaritas dan kebaikan yang terus mengalir dari hati ke hati, dari tangan ke tangan.
Program "Sedekah Sampah" Lazismu Banyumanik
Pada kesempatan yang sama Lazismu Banyumanik juga meluncurkan program inovatif “Sedekah Sampah”. Sebuah kotak khusus daur ulang diserahkan kepada Ketua RT sebagai sarana fungsional dan juga simbol kepedulian sesama,.Bahwa kepedulian itu bisa datang dari mana saja, bahkan dari sampah yang dianggap tak berguna menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi untuk membantu sesama.
Lebih dari itu, kebermanfaatan Lazismu Banyumanik uga menyentuh aspek kesehatan. Di lokasi terpisah dalam kawasan yang sama, para warga bisa mendapatkan layanan cek kesehatan gratis di Masjid At-Taqwa Nurul Firdaus. Sebuah sentuhan kecil yang melengkapi bantuan fisik dengan perhatian terhadap kualitas hidup.