Anak Saleh (6)

Publish

28 August 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
259
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Anak Saleh (6)

Oleh: Mohammad Fakhrudin 

Di dalam “Anak Saleh”  (AS) 5 telah diuraikan tradisi di kalangan sebagian muslim mukmin Indonesia dalam hal membaca dan/atau membacakan Al-Qur’an untuk ibu hamil agar beroleh anak saleh. Ada dua surat yang dikaji sebagian keutamaannya, yakni surat Yusuf dan surat Maryam. 
 
Telah dikemukakan juga bahwa sebagian muslim mukmin yang membaca dan/atau membacakan kedua surat itu pada dasarnya baru sampai pada melafalkan ayat-ayat. Mereka belum secara maksimal memetik pelajaran berharga. Bahwa membacanya pun mendapat pahala, hal itu benar. Namun, jika membaca dan memahami kandungan isinya lebih baik, mengapa mereka berhenti hanya pada membaca? Tentu saja, setelah memahaminya, lalu mengamalkannya, pasti jauh lebih utama lagi.

Di dalam AS (6) ini disajikan contoh pelajaran berharga yang belum terdapat di dalam AS (5), yaitu (1) pentingnya pengendalian hawa nafsu dan (2) ujian iman.

Pentingnya Pengendalian Nafsu

Di dalam surat Yusuf ada ayat yang berisi pelajaran bahwa nafsu selalu membawa kepada kejahatan, kecuali nafsu yang mendapat rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana dijelaskan di dalam ayat: 53

وَمَاۤ اُبَرِّئُ نَفْسِيْ ۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَ مَّا رَةٌ بِۢا لسُّوْٓءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْ ۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْم

"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya, Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.""

Memang demikianlah nafsu! Nafsu merupakan musuh yang paling sulit kita tundukkan. Nafsu menyatu dengan kita; melekat rapat pada siapa pun kita; orang awam atau cerdik pandai, rakyat atau orang berpangkat, orang kaya raya atau miskin papa! Bahkan, pada guru mengaji!

Dalam hubungannya dengan ayat 53 tersebut, di dalam artikel nafsu dipahami sebagai nafsu syahwat. Banyak orang hancur namanya atau hidupnya karena gagal mengendalikan nafsu syahwat, baik pada zaman dulu, kini, maupun nanti.

Di Amerika Serikat pernah terjadi kandidat presiden mundur karena terlibat skandal seks. Gary Hart, kandidat Partai Demokrat, yang diunggulkan mengalahkan George H.W. Bush tahun 1988 tersungkur karena tidak mampu mengendalikan nafsu syahwatnya. Kasus perselingkuhannya dengan Donna Rice terbongkar!

Bagaimana di Indonesia? Pernah terjadi ada pejabat di institusi pemerintah yang memalsukan dokumen. Dia sudah menikah dan berstatus sebagai suami, tetapi menggantinya dengan status belum menikah. Hal itu dilakukannya agar dapat menikah lagi dan tetap menjadi pejabat. Skandal ini baru terbongkar setelah kasus korupsi yang dilakukannya terbongkar. Akibatnya, dia menerima hukuman berat. Dia dipecat dan dihukum karena korupsi dan memalsukan dokumen. Hukuman sosial yang diterimanya tentu jauh lebih berat! Ini adalah contoh akibat kegagalan mengendalikan nafsu syahwat.

Pada masa yang datang pun kegagalan mengendalikan nafsu syahwat dapat terjadi pula, tetapi wujudnya mungkin berbeda. Kita tentu berharap hukum tetap ditegakkan terhadap pelakunya.

Sungguh perlu kita renungkan bersama bagaimana pendapat Imam al-Ghazali mengenai nafsu. Menurut ulama besar itu, hawa nafsu laksana kuda yang amat gesit dan binal. Manakala manusia dapat memimpin dan menundukkannya, ia dapat mengendarainya dan diantar sampai tujuan dengan selamat. Namun, manakala manusia tidak mampu menundukkan dan tidak mampu menguasainya, ia jatuh dan sengsara karenanya. 

(Baca juga: “Sabar dari Keinginan Hawa Nafsu" oleh Mohammad Fakhrudin, Suara Muhammadiyah, 28 Juni 2024)
 
Masih ada lagi pelajaran berharga yang harus dipahami dengan baik oleh setiap muslim mukmin, yakni tidak boleh berputus asa akan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya orang kafir yang berputus asa terhadap rahmat-Nya. Hal itu dijelaskan di dalam surat Yusuf (12): 87

يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَ خِيْهِ وَلَا تَا۟يْـئَسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗ اِنَّهٗ لَا يَا۟يْـئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ

"Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir."

Ujian Iman

Di dalam surat Maryam (19): 23, Maryam diuji lagi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika akan melahirkan, dia mengalami kesulitan sampai hampir “putus asa”. 

فَاَ جَآءَهَا الْمَخَا ضُ اِلٰى جِذْعِ النَّخْلَةِ ۚ قَا لَتْ يٰلَيْتَنِيْ مِتُّ قَبْلَ هٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَّنْسِيًّا

"Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, "Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan.""

Tanda petik digunakan mengapit frasa “putus asa” karena jika ayat 23  itu dipahami secara utuh dengan ayat 24 dan 25, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala bermaksud memberikan pelajaran kepada manusia agar tidak berputus asa terhadap rahmat-Nya. Buktinya Dia memberikan solusi kepada Maryam melalui Malaikat Jibril pada ayat 24 dan 25. 

 فَنَا دٰٮهَا مِنْ تَحْتِهَاۤ اَ لَّا تَحْزَنِيْ قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا

"Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, "Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu."

وَهُزِّيْۤ اِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا 

"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu."

Dari ketiga ayat tersebut diketahui bahwa semua manusia pasti diuji, tetapi muslim mukmin yang taat pasti diberi solusi. Bahkan, sangat mungkin solusi itu telah diberikan sebelum kesulitan dihadapi.

Berdasarkan ujian yang dialami oleh Yusuf dan Maryam (juga orang saleh yang lain) dapat diketahui bahwa orang beriman pun diuji. Ada yang diuji dengan kemudahan mendapatkan apa yang diinginkan, tetapi ada pula yang dihadapkan dengan kesulitan. Bahkan, makin tinggi kualitas iman seseorang, makin berat atau makin sulit ujiannya. Namun, bersamaan dengan kesulitan yang dihadapi, ada kemudahan yang disediakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana dijelaskan di dalam surat al-Insyirah (94):  5 dan 6. 

فَاِ نَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,"
اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 

"sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."

Nah, idealnya pasutri dan keluarga besarnya memahami kandungan isi surat yang dianjurkan dibaca dan/atau dibacakan bagi ibu hamil. Hal yang sangat penting juga adalah mereka memahami apakah anjuran itu merujuk kepada ayat Al-Qur’an dan/atau hadis? 

Muslim mukmin yang berpikiran.cerdas, cerah, dan maju sebagai hasil mengaji pada orang berilmu yang saleh kiranya rajin membaca Al-Qur’an dari surat pertama (al-Fatihah) sampai surat terakhir (an-Nas). Baginya pada setiap ayat pasti ada keutamaannya. Bahkan, setiap huruf yang dibacanya diganjar dengan sepuluh kebaikan. Baginya setiap saat adalah kesempatan yang sangat baik untuk memperoleh berkah dari rajin membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu, mereka membaca Al-Quran tidak hanya pada Kamis malam dan hari Jumat. Bahkan, yang mereka lakukan adalah mengaji dan mengkaji.


Allahu a’lam


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Ada empat aliran pemikiran besa....

Suara Muhammadiyah

11 December 2023

Wawasan

Menelisik Islam Progresif Perspekif Abdullah Saeed Oleh: Sutopo Ibnoris, PC IMM AR Fakhruddin Kota ....

Suara Muhammadiyah

19 June 2024

Wawasan

Urgensi Nasehat Luqman Bagi Gen Z  Oleh: Dr. Nasrullah, M. Pd.  Generasi Z merupakan war....

Suara Muhammadiyah

5 September 2024

Wawasan

Sunat Perempuan: Tradisi yang Harus Ditinggalkan Oleh Ika Sofia Rizqiani, S.Pd.I., M.S.I. Sunat ....

Suara Muhammadiyah

1 September 2024

Wawasan

Bekal Menyambut Ramadhan Oleh: Mohammad Fakhrudin Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammad....

Suara Muhammadiyah

9 March 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah