YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Berita menjadi suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan itu, semua orang dapat mengetahui apa yang sedang terjadi di muka bumi ini. Maka, berita tidak dapat dibuat dengan sembarangan atau dikarang sendiri oleh seorang penulis.
Beberapa Tim Media dan Relawan Ramadhan Di Kampus (RDK) Universitas Ahmad Dahlan mengikuti Pelatihan Jurnalis Dakwah pada hari Sabtu (09/03) di Perpustakaan Pusat Tarjih Muhammadiyah lantai 1 Masjid Islamic Center UAD. Sucipto, M.Pd. B.I., Ph.D. selaku pemateri dalam pelatihan tersebut. Kemudian, Mustafa Ahyar, S.Pd., M.Pd. selaku Kabid. Media dan IT Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (PERSADA) UAD dan Dr. Arif Rahman, M.Pd.I. Dekan Fakultas Agama Islam UAD turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Ada beberapa pesan yang disampaikan oleh Sucipto, yaitu: Pertama, bahwa berita yang merupakan kumpulan data informasi terkait suatu hal harus berdasarkan data yang faktual. Dalam berita tidak boleh menulis dengan tanpa data bahkan tidak dianjurkan mengarang sendiri. Kedua, berita bersifat cepat basi. Sehingga Sucipto sampaikan kepada para peserta bahwa dalam penulisan berita harus segera dilakukan dan tidak berlangsung lama dari acara tersebut. Ketiga, Gunakan kata kunci judul yang menarik dan mudah dicari oleh para pembaca berita.
“Itu akan banyak menggiring pembaca lebih mudah untuk memahami berita kita. Maka gunakan kata kunci yang sering digunakan orang-orang.” terangnya
Dalam hal pembuatan berita ini, tidak hanya mengandung unsur 5W+1H, tetapi lebih banyak apa yang disampaikan tanpa meninggalkan fakta-fakta dan harus diracik juga agar terciptakan point of View yang menarik dilirik oleh para pembaca berita. Sucipto menuturkan bahwa penulis yang terbaik adalah dapat menulis yang dapat membuat orang melirik tulisan kita dan membagikan di media sosialnya.
Sucipto juga memberikan arahan kepada para peserta, agar dapat membuat berita di luar kajian-kajian Ramadhan Di Kampus UAD. Karena berita tidak hanya berkaitan dengan kegiatan yang terlaksana tetapi juga pandangan seorang penulis berita terhadap situasi dan kondisi yang ada di sekitarnya.
“Nah teman-teman harus peka ya, jadi kalau ada jamaah entah itu subuh atau dari jauh, didekati. Jangan langsung kaku saya jurnalis RDK ini dan ini.kuncinya picture yang baik adalah kalian menyatu dengan subjek yang akan ditulis dalam berita.” Jelasnya.
Kemudian, Sucipto memberikan banyak tema di luar kajian yang diselenggarakan oleh Panitia Ramadhan Di Kampus (RDK) UAD, yang membuat para peserta dapat berpikir lebih luwes lagi dalam membuat berita. Dan diperlukan penulis khusus yang membuat berita tersebut agar orang lain tertarik tidak hanya dalam sisi kajiannya saja. (Badru Tamam)