11 Tahun Geliat Muhammadiyah di New South Wales

Publish

9 December 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
1035
Doc. PRIM New South Wales

Doc. PRIM New South Wales

Oleh: Izza Rohman

Ketua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales Periode 2022-2024

Pada momen perayaan milad Muhammadiyah yang ke-111, Muhammadiyah New South Wales Australia merayakan miladnya yang ke-11. Ranting istimewa ini berdiri seabad setelah berdirinya Muhammadiyah, yaitu sebelas tahun silam, tepatnya pada 16 Desember 2012. Warga Muhammadiyah dapat sama-sama bersyukur karena dalam sebelas tahun perkembangannya, gerak ranting ini semakin kuat.

Di Australia sendiri telah terdapat empat negara bagian di mana gerak Muhammadiyah terus berdenyut dalam dasawarsa terakhir, yaitu: Victoria (tempat PCIM dan PCIA Australia berpusat), Queensland (tempat PRIM Queensland), Canberra (tempat PRIM Canberra), dan New South Wales (tempat PRIM dan PRIA New South Wales).

Arti Penting New South Wales bagi Internasionalisasi Muhammadiyah

New South Wales (biasa disingkat NSW) adalah negara bagian (state) yang paling banyak penduduknya di Australia. Sepertiga penduduk negeri kanguru tinggal di NSW yang luas areanya melebihi pulau Kalimantan. Dalam statistik resmi 30 Juni 2022, tercatat tidak kurang dari 8.153.000 penduduk menghuni negara bagian ini. Itu relatif sepadan dengan jumlah penduduk Provinsi Lampung atau Provinsi Sumatera Selatan di Indonesia. Dua pertiga penduduk NSW tinggal di kawasan yang disebut sebagai Greater Sydney — sebut saja semacam kawasan Jabodetabek. Sydney sendiri adalah kota terbesar di Australia, yang menjadi ibukota dari NSW.

NSW sangat dikenal dengan keragaman masyarakat dan budayanya. Penduduknya berasal dari 300-an budaya dari berbagai belahan dunia — situasi yang turut didukung oleh fakta bahwa seperempat penduduknya lahir di luar negeri. Ada 275 bahasa dan 144 agama/kepercayaan yang bisa ditemukan di negara bagian ini. Pada sisi lain, NSW juga memiliki jumlah warga pribumi (indigenous) Aborigin terbesar di Australia. Tidak kurang dari 3 persen warga NSW adalah orang Aborigin.

Menariknya lagi NSW juga memiliki populasi muslim terbesar di Australia. 43% muslim di Australia berdomisili di NSW. Persentase muslim di NSW adalah 4,3% dari total penduduknya, sementara di seluruh Australia, jumlah muslim sebesar 3,2%. Menurut statistik dua tahun lalu, terdapat lebih dari 350 ribu muslim yang ada di NSW, dan sebagian besarnya berada di kota Sydney dan sekitarnya. Pertumbuhan populasi muslim terus meningkat terutama sejak dasawarsa yang lalu.

Pada 2011, populasi muslim berjumlah 3,2 persen, sedang pada 2016 persentasenya naik menjadi 3,6 persen, kemudian pada 2021 kembali meningkat menjadi 4,3 persen. (Populasi  warga Katolik dan Anglikan masih mendominasi namun cenderung terus menurun secara tajam. Sebaliknya, persentase mereka yang tidak beragama di NSW cenderung meningkat pesat, sekalipun masih di bawah rata-rata Australia.)

Yang menarik dari Islam di NSW adalah dua hal: pertama, mereka umumnya adalah kaum muda. Australian National Imams Council (ANIC) menyebut data bahwa 79% muslim di Australia berusia di bawah 45 tahun, dan 62% berusia di bawah 35 tahun. Kedua, muslim di NSW juga tidak kalah majemuk, dan sebagian besarnya memiliki keterkaitan dengan paham atau gerakan keislaman di negara lain. Ibaratnya, apa pun aliran atau paham di dunia Islam, semuanya bisa ditemukan di NSW atau Australia secara lebih luas. Demikian halnya dengan diaspora muslim asal Indonesia, yang juga sangat beragam.

Kedudukan Australia sebagai mitra strategis Indonesia ke depan, ditambah dengan posisi Sydney sebagai kota dunia, kemajemukan penduduk NSW yang sebagian besarnya memiliki koneksi dengan benua lain, keragaman umat Islam di NSW, serta tumbuhnya konsentrasi warga muslim di kawasan Greater Sydney, dan pesatnya pertumbuhan orang yang meninggalkan agama pada sisi lain, menjadikan Sydney dan NSW salah satu batu ujian penting bagi apakah pemikiran dan gerakan Muhammadiyah dapat diterima secara luas oleh masyarakat dunia pada tahun-tahun mendatang. Eksistensi dakwah Muhammadiyah yang kuat di Sydney dan sekitarnya akan dapat menjadi satu dari sekian tolok ukur bagi kemajuan internasionalisasi Islam berkemajuan gaya Muhammadiyah.

Sejarah Muhammadiyah di New South Wales

Internasionalisasi Muhammadiyah di Australia saat ini telah mencapai empat tahap, yaitu 1) kehadiran warga Muhammadiyah, 2) keberadaan kegiatan-kegiatan bersama warga Muhammadiyah, 3) eksistensi struktur organisasi Muhammadiyah, dan 4) pendirian amal usaha Muhammadiyah. Tahap keempat ditandai dengan beroperasinya sekolah Muhammadiyah Australia College di Melton, Melbourne (di negara bagian Victoria) sejak 21 Desember 2021.

Di New South Wales sendiri, internasionalisasi sudah sampai di tahap ketiga. Tahap pertama sudah berlangsung sejak lama. Bila dihitung dari kedatangan warga senior yang aktif atau bergabung dengan Muhammadiyah di NSW, maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran orang-orang Muhammadiyah di Sydney sudah dimulai kurang lebih sejak setengah abad yang silam. Bahkan buku Internasionalisasi Muhammadiyah (2022, ed. Ridho Al Hamdi dkk.) menyebut sejak pertengahan 1950an ketika ada mahasiswa yang mendapatkan beasiswa (Colombo Plan) untuk kuliah di New South Wales.

Seiring waktu, pada saat mahasiswa berlatar Muhammadiyah dan diaspora Indonesia semakin banyak, warga Muhammadiyah di NSW kemudian berkumpul dan mengadakan kegiatan sosial keagamaan bersama. Kegiatan-kegiatan itu menghimpun baik mahasiswa maupun warga setempat, yakni permanent resident atau citizen Australia.

Silaturahim dan kegiatan bersama itu kemudian dapat berlangsung lebih sering pada tahun-tahun antara 2005-2010 ketika jumlah mahasiswa Muhammadiyah kian bertambah, tokoh-tokoh Muhammadiyah mulai silih berganti datang ke Australia, dan teknologi komunikasi sudah semakin maju. Ini turut melatarbelakangi pendirian Cabang Istimewa Muhammadiyah Australia secara resmi pada 2009, dan terbitnya Surat Keputusan PP Muhammadiyah tentang Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Australia pada 2010. Pengembangan Muhammadiyah di luar negeri sendiri juga merupakan gagasan atau amanah hasil Muktamar Jakarta 2000 yang kemudian diperkuat kembali di Muktamar Makassar 2015.

Dalam struktur PCIM Australia periode 2010-2012 terdapat koordinator untuk masing-masing wilayah/negara bagian. Untuk wilayah New South Wales, nama Setya Rahma ditunjuk sebagai koordinator, yang kemudian digantikan oleh Muhammad Sayuti. Dari serangkaian pertemuan dan rapat warga Muhammadiyah New South Wales, melengkapi perbincangan di email pada tahun-tahun itu, kemudian muncullah gagasan untuk mendirikan ranting di negara bagian ini.

Dari rapat-rapat yang melibatkan beberapa dosen dari UAD, UMS, UMY, UMM dan UNY yang sedang menempuh studi itu kemudian berdirilah ranting pertama di cabang Australia, yaitu ranting istimewa Muhammadiyah New South Wales (nama awalnya adalah Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Australia Ranting New South Wales), yaitu pada 2 Safar 1434 H, atau bertepatan dengan 16 Desember 2012 — kurang lebih persis 100 tahun setelah Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta pada 18 November 1912. Pendirian itu ditandai dengan dipilihnya pimpinan, dimulainya pengajian rutin bulanan, dan dibuatnya grup Facebook “Muhammadiyah New South Wales Australia”. Menurut catatan, tanggal 16 Desember 2012 itu sendiri adalah saat diadakan pengajian bulanan perdana ranting di Masjid Al-Hijrah, Tempe.

Dari beberapa informan, catatan dan dokumentasi diketahui bahwa beberapa orang yang turut terlibat secara aktif merintis dan menggerakkan ranting di NSW pada masa awal (2010-2015) adalah Muhammad Sayuti (saat ini Sekretaris PP Muhammadiyah, saat itu mahasiswa University of Newcastle, dan sebelumnya University of Wollongong), Iis Siti Aisyah (dosen UMM, saat itu di University of Wollongong), Fathul Mubin (pimpinan pengajian; sekarang Ketua PCM Pleret, Bantul), Andy Bawono (saat itu kuliah di Macquarie University), Muhamad Irawan Fauzi (diaspora asal Jawa Timur), Novianto Fitriawan (profesional, diaspora asal Jawa Timur), Heri Susanto (penerjemah asal Jawa Tengah), Dwi Linna Suswardany (dosen UMS yang studi di University of Technology Sydney), Erna Andriyanti (saat ini guru besar UNY yang saat itu kuliah di Macquarie University), Meilina Widyawati (diaspora asal Jawa Timur; dulunya mahasiswi S3 University of Sydney), Fenti Setijowati (warga diaspora asal Jawa Timur), dan Yudhistira (diaspora asal Yogyakarta).

(Nama-nama penting lain diyakini masih ada lagi namun perlu penelusuran lebih lanjut untuk dapat diungkap). Mereka sebenarnya berdomisili di tempat-tempat yang cukup berjauhan namun dapat bersama-sama menggerakkan kegiatan Muhammadiyah. Ini tentu menandakan adanya kesadaran yang cukup baik untuk menghidup-hidupi Muhammadiyah.

Selama 11 tahun, Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales telah mengalami enam kali pergantian periode kepemimpinan. Dua kali diketuai oleh dosen PTM yang menjadi mahasiswa S3 di NSW, dua kali diketuai oleh permanent resident, dan dua kali oleh dosen yang mendampingi istrinya kuliah S3 di NSW. Ini sekaligus merefleksikan elemen penggerak utama ranting: mahasiswa, keluarga mahasiswa, dan permanent resident/citizen.

Periode pertama (2012-2015) diketuai oleh Muhammad Sayuti (dosen UAD yang kala itu mahasiswa S3 University of Newcastle) dengan Sekretaris Andy Bawono (dosen UMS yang saat itu mahasiswa S3 Macquarie University), periode kedua (2015-2017) oleh Muhamad Irawan (permanent resident asal Surabaya) dengan Sekretaris Heri Susanto (temporary resident asal Purwokerto), periode ketiga (2017-2019) oleh Novianto (permanent resident asal Surabaya) dengan Sekretaris Yudhistira (warganegara Australia asal Yogyakarta, yang kini tinggal di Melbourne).

Kemudian, periode keempat (2019-2021) oleh Nurwanto (mahasiswa S3 Western Sydney University dari UMY) dengan Sekretaris Pipit Daryanto (permanent resident asal Bangka yang kini tinggal di Perth), kelima (2021-2022) Haidir Fitra Siagian (dosen UIN Makassar) dengan Sekretaris Anjar Purba Asmara (dosen UIN Ar-Raniry yang kuliah di University of Technology Sydney) dan juga Izza Rohman (dosen Uhamka, yang masuk kepengurusan di sepertiga akhir periode), dan keenam/saat ini (2022-2024) oleh Izza Rohman dengan Sekretaris Syafiie (permanent resident asal Pontianak).

Masing-masing periode telah memberi capaian-capaian penting, yang berkontribusi pada perkembangan mutakhir gerak Muhammadiyah di NSW. Dalam periode pertama berlangsung konsolidasi warga yang memiliki latar belakang Muhammadiyah. Pengajian bulanan sudah secara rutin diadakan, seringnya pada pekan keempat. Hingga Juni 2015 tercatat sudah diadakan 24 kali pengajian (sejak ranting didirikan). Pada 14 Juni 2015, PRIM NSW untuk pertama kalinya berpartisipasi meramaikan stall Tarhib Ramadan yang diadakan oleh komunitas muslim diaspora Indonesia. Pada periode kedua, konsolidasi berlanjut dan rekrutmen warga baru (apa pun latar belakangnya) sudah mulai dilakukan dengan kehati-hatian.

Pada periode ketiga, PRIM NSW sudah lebih terbuka dan dikenal oleh komunitas lain, sehingga tidak jarang menghadiri pertemuan antarkomunitas Indonesia atau bahkan bekerja sama dengan komunitas lain mengadakan kegiatan. Pada periode keempat hal itu berlanjut dan silaturahim antarwarga tetap terjalin di tengah situasi pandemi.

Pada periode kelima, saat pandemi mereda, kegiatan kembali aktif, dan administrasi organisasi perlahan terus ditata — termasuk penetapan Pimpinan melalui SK dan pelaksanaan Musyawarah Ranting yang didahului oleh Musyawarah Pimpinan. Pada periode ini PRIM NSW tidak hanya dikenal oleh komunitas diaspora namun juga sudah dikenal di tengah warga Muhammadiyah sedunia dengan berita atau publikasi kegiatannya. PRIM NSW pun menghadiri kegiatan-kegiatan komunitas muslim Australia, termasuk juga untuk memenuhi undangan kegiatan level nasional di Sydney atas nama PCIM Australia.

Perlu penelusuran lebih lanjut terhadap para saksi sejarah dan berbagai dokumentasi untuk dapat mengungkap capaian-capaian tersebut secara lebih rinci dan akurat. Untuk sementara dicukupkan dengan narasi di atas, dan di sini akan disampaikan secara lebih panjang lebar tentang kondisi terkini ranting istimewa NSW.

Perkembangan Mutakhir Muhammadiyah New South Wales

Dalam perkembangannya, dari periode ke periode, ranting NSW sangat aktif mengadakan kegiatan, baik pengajian ataupun kegiatan sosial dan rekreasi, di samping berpartisipasi dalam kegiatan diaspora muslim asal Indonesia dan kegiatan masyarakat muslim Australia. Saat ini, alhamdulillah beberapa kemajuan besar telah dapat diraih. Beberapa kemajuan signifikan yang dapat dicatat di antaranya adalah:

Pertama, penguatan keorganisasian. Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales kini telah mengantongi SK Pendirian, dan PRIM NSW selalu mendapatkan SK dari PCIM Australia (sekurangnya sejak dua periode terakhir). Selain itu kegiatan Musyawarah Ranting, Musyawarah Pimpinan, pengukuhan, dan rapat kerja, sejak 2022 lalu, telah diadakan secara lebih formal mengikuti aturan tata tertib organisasi. Hasilnya PRIM NSW saat ini tidak lagi bertumpu pada keaktifan satu atau dua orang.

Pimpinan saat ini — yang dikukuhkan di Masjid Iqro Wiley Park pada 30 Desember 2022 — terdiri dari lima orang dengan latar belakang beragam (penduduk tetap, warganegara setempat, mahasiswa, keluarga mahasiswa): Izza Rohman (Ketua), Fathurohman Syahrie (Wakil Ketua), Bahren Nurdin (Wakil Ketua), Syafiie (Sekretaris), dan Muhamad Irawan (Bendahara). Kelimanya memerankan kepemimpinan yang berbagi peran penting untuk sama-sama menggerakkan kemajuan ranting dan membawahi anggota bidang masing-masing.

Selain itu, di ranting ini kini sudah terbentuk Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiyah (PRIA) New South Wales — yang terbentuk melalui Musyawarah Ranting pada 17 Desember 2022, yang diikuti oleh serangkaian koordinasi dan kegiatan pengajian Aisyiyah, dan akhirnya dikukuhkan pada awal 6 Oktober 2023 lalu. Di luar itu, kegiatan latihan silat Tapak Suci, yang sudah berjalan rutin dari dua bulan lalu diharapkan akan menjadi awal bagi terbentuknya ortom yang lain. Bulan ini PRIM NSW juga mengadakan Musyawarah Pimpinan di CIDE Academy, Mount Druitt pada 10 Desember.

Kedua, keanggotaan. Sebagian jamaah dan anggota Muhammadiyah New South Wales adalah student yang datang silih berganti sebagai temporary resident selama dua sampai lima tahun. Namun, seiring kemajuan organisasi, layanan pengurusan kartu tanda anggota Muhammadiyah menjadi semakin baik dan banyak menjangkau mereka yang merupakan penduduk tetap ataupun warganegara Australia. Dalam setahun terakhir, tidak kurang dari 35 orang warga mendapatkan kartu tanda anggota melalui ranting NSW.

Dalam daftar anggota yang saat ini (masih) tinggal di NSW terdapat 56 nama (ini hampir setengah dari jumlah warga di Grup WA “Muhammadiyah Ranting NSW”). Dan menariknya, 34 (60 persen) di antaranya adalah permanent resident dan citizen di Australia. Ini menjadi pertanda baik bagi tumbuhnya kekuatan organik Muhammadiyah di New South Wales yang tidak lagi terlalu tergantung pada hadirnya mahasiswa di kampus-kampus ternama di Sydney, Wollongong dan Newcastle.

Ketiga, kaderisasi dan peneguhan ideologi. Pada 24-25 Desember 2022, untuk pertama kalinya Baitul Arqam dilaksanakan di Australia secara tatap muka dan dikelola sebagaimana pedoman perkaderan. Bertempat di Muhammadiyah Australia College, kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 50 orang peserta, penggembira, dan panitia (28 di antaranya adalah peserta aktif yang mengikuti seluruh sesi). Sekalipun lokasinya di Melbourne, yang sejauh 10-11 jam perjalanan kereta dari Sydney, separo peserta dan penggembira datang dari New South Wales. Peserta lain datang dari Victoria, Canberra, dan yang lebih jauh lagi Queensland. Panitia intinya, Haidir Fitra Siagian, Izza Rohman, dan Yudhistira, dengan dukungan penuh dari PCIM dan PCIA Australia di bawah komando Hamim Jufri, menyiapkan kegiatan dalam waktu dua bulan.

Tampil sebagai narasumber dan tim instruktur adalah Agus Taufiqurrohman (Ketua PP) dan Taufiqur Rahman serta Hendra Darmawan dari MPK Pusat. Pada momen itulah tercetus kesepakatan para peserta bahwa Baitul Arqam perlu dilaksanakan setiap tahun demi penguatan gerak dan ideologi Muhammadiyah di Australia. Pada akhir tahun ini, Baitul Arqam akan dilaksanakan di Sydney dengan PRIM dan PRIA NSW sebagai tuan rumah. Dengan mulai rutinnya kegiatan perkaderan utama Baitul Arqam, kaderisasi dan peneguhan ideologi Muhammadiyah di NSW diharapkan dapat terus berlangsung.

Ini melengkapi peneguhan ideologi yang dilangsungkan melalui kegiatan pengajian dan silaturahim. Saat ini warga NSW dapat mengikuti pengajian Muhammadiyah setiap pekan. Dalam situasi normal, pengajian umum bulanan di masjid atau rumah diadakan pada pekan pertama, pengajian khusus anggota secara daring pada pekan kedua (dan Ahad kelima bila ada), pengajian bulanan Aisyiyah di Jumat ketiga, dan pengajian daring se-Australia (Muhammadiyah Australia Mengaji) di pekan keempat.  

Keempat, media dan pemberitaan. Dalam tiga atau empat tahun terakhir, PRIM NSW terbilang sangat aktif muncul dalam pemberitaan media-media massa. Jejak digital pemberitaan tersebut dapat dengan mudah ditelusuri di mesin pencarian. Ini di antara kontribusi dan warisan besar HF Siagian, seorang dosen komunikasi dan jurnalistik, yang menakhodai PRIM NSW periode lalu dan aktif di ranting sejak kedatangannya di Wollongong lima tahun silam. Selain itu, PRIM NSW juga mengelola kanal Muhammadiyah New South Wales di Youtube dan akun di Instagram. Kuantitas postingan video dan flyer dalam setahun terakhir telah pula melebihi capaian tahun-tahun sebelumnya. Rilis media umumnya terkait pengajian dan kegiatan-kegiatan penting lain.

Kelima, pencanangan pendirian amal usaha. Pembicaraan tentang rencana pendirian amal usaha telah semakin sering dilakukan sejak dua tahun lalu (setidaknya sejak November 2021). Puncaknya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah merestui pencanangan pendirian amal usaha Muhammadiyah di Sydney atau New South Wales dengan piagam pencanangan yang ditandatangani oleh Ketua PP, Dahlan Rais dalam momen silaturahim bersama warga Muhammadiyah di Leppington, 7 Agustus 2022 (10 Muharam 1444 KIG). Turut hadir dalam kesempatan itu delegasi PP yang lain, yaitu Ketua PP, Dadang Kahmad; Sekretaris PP, Agung Danarto; dan Bendahara Umum PP, Marpuji Ali.

Sekalipun amal usaha Muhammadiyah belum berdiri nyata di NSW, usaha-usaha telah mulai dilakukan melalui empat jalur, yaitu: a) penguatan organisasi ranting sedemikian rupa sehingga nantinya dapat memberi topangan yang sangat kuat bagi adanya amal usaha yang unggul; b) pencarian lokasi dan studi kelayakan ke berbagai tempat secara berkelanjutan; c) penggalangan dana (dalam rupiah ataupun dollar) yang nantinya dapat menjadi modal yang memadai bagi upaya pendirian amal usaha; dan d) kaderisasi dan penyiapan sumber daya insani untuk nantinya mengisi pos-pos di amal usaha.

Beberapa gagasan amal usaha telah mengemuka dan secara umum diterima serta dibuka peluangnya untuk dibangun di NSW, yaitu sekolah (Muhammadiyah Australia College II), pusat pendidikan anak usia dini (early learning centre atau daycare), pusat layanan warga senior (aged care), klinik, dan rumah dakwah yang juga difungsikan secara produktif. Setelah 11 tahun aktivitas dakwah Muhammadiyah di NSW bergeliat, kita patut memberi dukungan sekaligus dapat berharap bahwa internasionalisasi Muhammadiyah di Sydney dan sekitarnya dapat mencapai tahap keempat: adanya amal usaha berkeunggulan. Nashrun minallah wa fathun qarib. *


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Mendorong Praktik Baik Merdeka Belajar Oleh: Rizki P. Dewantoro Program Merdeka Belajar merupakan ....

Suara Muhammadiyah

17 March 2024

Wawasan

Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju Oleh: Wakhidah Noor Agustina, S.Si. Indonesia dengan k....

Suara Muhammadiyah

12 November 2023

Wawasan

HEBATNYA PEREMPUAN: Menguatkan Peran di Rumah dan Organisasi Oleh: Bahren Nurdin Dalam lintasan se....

Suara Muhammadiyah

24 November 2023

Wawasan

Pendidikan Nasional dan Kebangkitan Nasional Oleh: Mohammad Fakhrudin Ketika Perang Dunia II, pada....

Suara Muhammadiyah

18 May 2024

Wawasan

Oleh: Izza RohmanKetua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales Selain mengusung kons....

Suara Muhammadiyah

4 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah